SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen menyatakan terus menggencarkan swab test untuk mengejar target 1 persen sampel dari totak populasi seperti yang dipatok pemerintah.
Sementara, Komisi IV DPRD Sragen meminta agar para pejabat yakni semua kepala dinas atau kepala OPD dan kepala Puskesmas harus diswab terlebih dahulu. Hal itu diperlukan untuk memberi contoh ketaatan kepada masyarakat.
Anggota Komisi IV DPRD Sragen, Fathurrohman mengatakan mendukung program swab massal yang saat ini dicanangkan pemerintah. Namun ia menekankan agar Pemkab dan DKK mengkaji kembali mekanisme swab test terutama penjemputan warga yang akan diswab.
Legislator asal PKB itu memandang jika mekanisme penjemputan masih dilakukan dengan mobil ambulans datang ke rumah, hal itu sangat rentan memicu penolakan.
Sebab selain menimbulkan efek psikologis, masyarakat masih takut dengan stigma yang berkembang bahwa ketika sudah dijemput ambulans maka sudah dianggap positif terpapar covid-19.
Fatur juga mendesak agar para pejabat eselon dan semua Kadinas, memberi contoh terlebih dahulu. Yakni dengan mengikuti swab serentak agar menjadi teladan sekaligus sebagai upaya sosialisasi sehingga warga mau mengikuti untuk diswab.
“Mekanisme penjemputan warga yang akan diswab harus dicari celah pendekatan yang baik. Selama ini di lapangan banyak warga ketakutan diswab karena dijemput ambulans. Kadang tracking yang dilakukan juga tidak obyektif. Sehingga warga jadi ketakutan kalau mau diswab. Makanya kepala-kepala dinas, camat dan semua kepala puskesmas kalau bisa diswab dulu, harus beri contoh lah kepada masyarakat,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Srageb, Hargiyanto mengatakan program swab massal terus berjalan. Sampai hari ini, sudah ada sekitar 7.775 warga di 20 kecamatan yang diambil sampel swabnya.
Jumlah itu baik dari warga yang diswab hasil tracing atau kontak erat dengan pasien positif maupun dari program swab massal.
“Hari ini sudah 7.775 yang kita swab. Untuk swab massal terus jalan di semua Puskesmas,” paparnya, Jumat (23/10/2020).
Terkait mekanisme swab dengan dijemput ambulans, Hargiyanto memastikan bahwa itu adalah protap dan dilakukan demi keselamatan pula.
Menurutnya jika diantar atau dijemput dengan kendaraan pribadi, selain rentan terjadi penyebaran virus, ia meyakini nggak semua pemilik kendaraan mau kalau kendaraannya dipakai mengantar untuk swab.
“Lalu kalau nggak dijemput pakai petugas berpakaian APD, kalau kemudian yang diantar swab itu ternyata positif, apa ya nggak malah berbahaya terjadi penyebaran. Kalau tidak dijemput ambulans, sekarang apa ada yang mau kendaraan pribadinya dipakai mengantar untuk swab. Ini semua kita lakukan sesuai SOP dan dengan mempertimbangkan keselamatan serta keamanan,” terangnya.
Soal desakan semua kepala dinas dan puskesmas diswab dulu, menurutnya hal itu sudah ranah dari Tim Gugus Tugas Kabupaten. Wardoyo