SOLO-Anggota Pemuda Pancasila (PP) Kota Surakarta yang mengatasnamakan diri dari kalangan arus bawah mempertanyakan Ketua MPC terpilih, Faisal Rifki yang tidak mau melakukan konsolidasi turun ke bawah untuk menyelesaikan konflik di tubuh PP Surakarta.
“Sebagai ketua MPC hasil pilihan dari MPW harusnya dia bisa merangkul massa di bawah. Tapi sampai sekarang tidak mau turun menyapa dan melakukan konsolidasi. Justru bersama dengan segelintir orang dekatnya yang dilakukan malah keliling berkenalan ke instansi luar. Harusnya yang diutamakan internal dulu diberesi,” ungkap Hendras Ery Wicaksono, Koordinator MPAB (Majelis Pimpinan Arus Bawah).
Dalam siaran persnya, massa arus bawah yang menamakan diri Majelis Pimpinan Arus Bawah (MPAB) PP Surakarta itu juga menyesalkan ketidakmampuan Faisal Rifki dan tim formaturnya untuk menyelesaikan komposisi kepengurusan. “Sampai saat ini komposisi kepengurusan juga belum jelas, ini membuktikan bahwa pengakuan anggota terhadap ketua yang dipilih ini sangat minim. Kami khawatir mereka aka nasal comot pengurus dan tidak jelas track recordnya bagi PP,” tambah Hendras.
Dalam siaran pers yang diterima Redaksi JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (7/11/2020), MPAB menyatakan mereka perlu menanggapi pemberitaan di sejumlah media belum lama yang menyebut kelompok MPAB hanyalah ulah segilintir orang. “Kami ingin membantah sekaligus meluruskan omongan dia (Faisal Rifki) kalau MPAB itu bukanlah ulah hanya beberapa anggota PP yang kecewa. Justru kekuatan PP Surakarta saat ini berada di massa arus bawah ini. Hampir 80 persen anggota PP berada bersama di MPAB ini. Jadi sebagian besar anggota PP Surakarta menolak bergabung dalam kepemimpinan Faisal. Silakan cek sendiri, massa enggan dipimpin dia. Jadi tidak benar kalau MPAB hanya segelintir orang yang kecewa,” ungkap Hendras.
Hendras menambahkan anggota akar rumput PP kecewa dengan hasil Muscablub beberapa bulan lalu dengan terpilihnya Faisal Rifki sebagai Ketua. “Bagi akar massa rumput atau arus bawah tidak mengakui terpilihnya dia. Karena ada campur tangan dari MPW yang melanggar ketentuan Muscablub. Bagi kami dia bukan terpilih tetapi dipilih oleh MPW,” ungkapnya.
Karena itulah, MPAB yang merupakan mayoritas anggota PP Surakarta mendesak dilakukannya Muscablub ulang. Pihaknya sudah melaporkan kondisi di Solo ini ke PP Pusat di Jakarta atau MPN (Majelis Pimpinan Nasional) dan meminta mereka turun tangan dengan menggelar Muscablub ulang.
MPAB juga meluruskan pernyataan Faisal Rifki yang menyebut kantor sekretariat MPC sudah habis masa kontraknya sehingga mempersilakan kalau mau disegel. “Jadi sekretariat ini memang kontrak. Tapi untuk dua tahun dan baru digunakan 6 bulan, sehingga masih bisa dipakai 1,5 tahun,” ujar Totok Budi S, Sekretaris MPAB.
Ditambahkan Totok, MPAB terbentuk karena mewadai teman-teman yang kecewa dengan hasil Muscablub, sejak tanggal 20 September 2020. Mulai dari kepengurusan MPC dan Sayap organisasi seperti KOTI, Srikandi, Brigade Motor dan anggota lainnya. Organisasi sayap juga menyatakan vakum dari organisasi PP.
Selain itu, MPAB juga menjadi wadah bagi arus bawah PP dalam berkegiatan kegiatan sosial dan menjaga kondisifiktas kota Solo. “Mereka yang tidak mau bergabung dengan Faisal Rifki dkk, kita tampung dalam MPAB agar semangat mereka berkegiatan tetap bisa disalurkan,” tambah Totok.
“Kita tegaskan semenjak tanggal 20 September 2020 belum selesai Muscablub sejak Saudara Faizal ditunjuk oleh MPW Jateng, teman-teman menyatakan vakum dan semua langsung membubarkan diri tidak bisa menerima keputusan MPW dan hasil Muscablub. Namun mereka tetap bia berkegiatan lewat MPAB ini,” katanya.
MPAB terbentuk dari anggota PP dan pengurus MPC Pemuda Pancasila Kota Surakarta yang tidak bisa menerima hasil dari Muscablub. “Ini murni dari anggota PP arus bawah tidak ada kepentingan pribadi dari siapapun jadi tuduhan dari Saudara Faizal bahwa ini hanya ulah segelintir orang tidaklah benar. Ini juga tidak ada yang membiayai, semua murni dari anggota arus bawah,” kata Totok.(Prabowo)