SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong agar desa-desa berinovasi dan berkolaborasi dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) di wilayah masing-masing.
Kehadiran SMK melalui sumber daya manusia (SDM) dan teknologinya diharapkan bisa berkontribusi memajukan desa lewat program SMK Bangun Desa yang dilaunching di Sragen hari ini.
Hal itu disampaikan Staff Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendesa PDTT, Suprapedi saat menghadiri Launching Program SMK Mbangun Desa di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, Minggu (8/1/2020).
Program SMK Mbangun Desa hari ini diprakarsai SMKN 1 Kedawung Sragen dengan tiga desa binaan yakni Kaliwedi Gondang, Karangmalang Masaran dan Bendungan Kedawung.
Dalam sambutannya, Suprapedi mengpresiasi kreativitas SMK-SMK di Jateng yang mulai menggeliat untuk membangun desa lewat program SMK Mbangun Desa seperti yang dilakukan SMKN 1 Kedawung.
Program SMK Mbangun Desa itu dinilai sebagai program strategis untuk memajukan pembangunan desa karena hampir SDM yang dekat dengan desa ada di SMK.
“Dan Kemendikbud sudah memasukkan SMK Mbangun Desa sebagai program struktural di 2021. Maka SMK harus dioptimalkan dalam rangka berkontribusi membangun desa dan menggerakkan ekonomi desa. Karena 80 % desa-desa punya potensi agriculture dan ada 2001 SMK dengan keahlian bidang agrobisnis dan agriculture. Alhamdulillah, sambutan desa-desa dan SMK dalam kerjasama ini sangat bagus,” paparnya.
Suprapedi menyampaikan sinergitas SMK dan desa harus dioptimalkan sesuai dengan keunggulan dan potensi desa masing-masing. Ia mencontohkan di Tegal sudah ada kampung melati yang di satu kampung semua budidaya bunga melati.
Termasuk di Desa Kaliwedi Gondang, Sragen, ia sangat berharap nantinya program sebagai desa kelengkeng kewat binaan SMKN 1 Kedawung, akan bisa menggerakkan ekonomi desa dari sektor produksi buah maupun wisata.
“Dengan bantuan teknologi yang bisa diatur kapan berbuah dan kapan panen, maka di Kaliwedi nanti akan bisa memproduksi buah kelengkeng terus menerus. Sehingga mimpi kami ke depan selain produksi buah kelengkeng, Desa Kaliwedi ini nanti bisa jadi destinasi desa wisata petik buah kelengkeng, apalagi sekarang di situ sedang dibangun water boom,” urainya.
Karenanya, Kemendesa PDTT juga mendorong camat-camat untuk menggerakkan desa-desa memberdayakan potensi desa lewat BUMDes.
Dengan dana desa hampir Rp 1 miliar per desa, ia meyakini program membangun desa bisa terwujud. Peran camat diharapkan bisa mengarahkan desa melalui BUMDes dan dana desa agar efektif dan efisien memaksimalkan potensi desa melalui program ini.
“Ini (SMK Mbangun Desa) terobosan inovasi yang bagus. Maka desa harus didata apa saja potensinya, nanti dikolaborasikan dengan SMK. Sehingga akan menjadi nilai tambah untuk pembangunan desa yanv berbasis edukasi pengetahuan dan teknologi,” tegas Suprapedi.
Solusi Pengangguran
Kepala Disdikbud Provinsi Jateng, Padmaningrum mengapresiasi inovasi program SMK Mbangun Desa yang digagas SMK-SMK di Jateng.
Menurutnya, program itu sangat bagus untuk menjawab isu strategis bahwa lulusan SMK menjadi salah satu penyumbang angka pengangguran terbuka dengan 13,55 persen yang sempat membuat menteri geger.
“Inovasi ini bagus. Kami juga berharap di SMK sudah ada BLUD, jangan jadi Blud-bludan tapi harus jadi BLUD beneran sehingga lulusannya tidak ada yang nganggur,” tukasnya dalam sambutan.
Padma memandang program SMK Mbangun Desa juga bisa menghemat devisa negara karena masyarakat bisa mencukupi produksi buah atau produk pertanian sendiri tanpa harus tergantung impor.
Sedangkan SMK berperan membantu penerapan teknologi, pemasaran serta semua lulusan nantinya bisa diberdayakan terlibat dalam program itu.
“Ini akan jadi kesatuan yang utuh dan hebat untuk meningkatkan kemandirian desa. Kemudian ini juga jadi problem solving bagi lulusan SMK yang sudah cari pekerjaan di masa pandemi. Jadi lulusan SMK tidak akan nganggur tapi bisa berkontribusi ke desa. Tidak hanya pertanian saja, mungkin kerjasama dengan desa bisa di bidang peternakan atau apa sesuai potensinya,” terangnya.
Padma menyampaikan saat ini, baru 5 dari 22 desa yang mendapat bantuan bibit dari SMKN 1 Kedawung. Ia berharap ke depan bisa meluas ke desa-desa lainnya.
Dalam launching itu, ditandai pemberian bibit dari SMKN 1 Kedawung ke tiga desa binaan. Yakni 150 bibit kelengkeng super ke Desa Kaliwedi, 100 bibit durian ke Desa Bendungan dan 100 bibit anggur ke Desa Karangmalang. Selain itu 70 bibit kelengkeng untuk Ponpes Nurul Huda Gondang.
Kepala SMKN 1 Kedawung, Sragen, Budi Isnanik menyampaikan program SMK Mbangun Desa itu merupakan inovasi dan wujud kontribusi SMKN 1 Kedawung dalam membantu pembangunan desa.
Ia menyebut nantinya bantuan bibit buah ke desa binaan itu akan ditambah sebanyak total sekitar 1500an secara bertahap. Menurutnya, program SMK Mbangun Desa itu juga untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat desa.
“Nanti guru-guru kami akan berikan pendampingan ke desa-desa tersebut dengan kreativitasnya. Harapannya dengan begitu hasilnya akan lebih baik dari pertanian cara konvensional,” tandasnya.
Sementara, Kades Kaliwedi, Daryono menyambut positif program SMK Mbangun Desa yang digagas SMKN 1 Kedawung. Ia menceritakan awalnya di desanya sudah mendapat bantuan bibit kelengkeng dari guru SMKN 1 Kedawung, Pak Darman yang kebetulan berasal dari Kaliwedi dan dikenal sebagai pakar dalam budidaya tanaman.
“Dulu awalnya kami dibantu 100 bibit kelengkeng ditanam di rumah-rumah warga. Kemudian berkat pendampingan beliau, kita berdayakan kelompok tani dan sekarang sudah punya lahan khusus kelengkeng sekitar 5000 meter persegi dengan 300 pohon. Kemarin sudah buah pertama. Dan memang keistimewaannya selain buahnya super, waktunya bisa diatur kapan dikehendaki berbuah dan panennya. Alhamdulillah sekarang berkembang dan ini dibantu 150 bibit lagi,” terangnya.
Daryono sangat berharap dengan pendampingan dari SMK, desanya bisa semakin maju dan mimpi memberdayakan ekonomi warga dan desa bisa terwujud.
“Harapannya Kaliwedi bisa jadi desa sentra buah kelengkeng dan nanti terintegrasi menjadi desa wisata. Nanti ada wisata petik buah, water boom dan kita lengkapi dengan peternakan lele,” tandasnya. Wardoyo