JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, presiden juga siap menjadi orang pertama yang akan divaksinasi Covid-19.
Pemerintah awalnya mewacanakan dua opsi pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat, yakni gratis dan berbayar. Gratis ditujukan kepada masyarakat kurang mampu atau peserta BPJS, sementara berbayar atau mandiri bagi masyarakat yang mampu. Namun wacana tersebut kurang mendapat respon positif dari masyarakat.
Presiden Jokowi lantas mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 akan digratiskan untuk seluruh rakyat Indonesia. Hal itu dilakukan usai mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan menghitung ulang kemampuan keuangan negara.
“Saya sampaikan bahwa vaksin Covid-19 untuk masyarakat adalah gratis. Sekali lagi, gratis tidak dikenakan biaya sama sekali,” ujar Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/12/2020).
Selain itu, pemberian vaksin Covid-19 gratis juga demi mencapai target vaksinasi kepada 182 juta orang atau sekitar 70 persen penduduk Indonesia, yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong terciptanya herd immunity atau imunitas kerumunan.
Disampaikan Jokowi, dengan 70 persen penduduk Indonesia divaksinasi, maka 30 persen lainnya akan dapat turut terlindungi dari Covid-19 sehingga tidak perlu lagi divaksin. “Minimal kurang lebih 67 persen, 70 persen penduduk harus divaksin. Artinya, 182 juta yang harus divaksin,” kata Jokowi.
Kendati diakui Jokowi, untuk mencapai target vaksinasi tersebut tidaklah mudah dan harus dilakukan secara bertahap. “Bayangkan nyuntik vaksin 182 juta orang, sehari bisa dapat berapa, butuh berapa bulan. Mulai Januari berapa juta, Februari berapa juta, Maret berapa juta, April berapa juta. Ini membutuhkan waktu,” ujar presiden.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menegaskan meski vaksin Covid-19 nantinya akan diberikan secara gratis, namun tetap akan mendahulukan golongan prioritas, termasuk para tenaga kesehatan.
“Prinsipnya tetap mengutamakan golongan yang berisiko dengan standar minimal kuantitas penerima vaksin berdasarkan efektivitas tiap jenis vaksin, untuk mencapai herd immunity,” kata Wiku.
Menurut Wiku, hal-hal teknis terkait vaksin Covid-19 gratis masih difinalisasi dalam roadmap vaksinasi.
Di samping itu, meski saat ini 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac China telah tiba di Indonesia, untuk memulai tahap vaksinasi masih membutuhkan waktu. Hal itu terkait hasil uji klinis vaksin fase ketiga yang dilakukan PT Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjajaran (Unpad) menyebut hasil uji klinis fase ketiga itu baru bisa diumumkan paling cepat pada akhir Januari 2021.
Setelah hasil tahapan uji klinis diketahui, tim akan melapor kepada BPOM. Lalu, BPOM akan mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin edar dalam kondisi darurat. Setelah mengantongi izin, barulah vaksinasi bisa dilakukan.