SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah tragis TKW Karni binti Parto Hartono (57) asal Tanon, Sragen kembali menyeruak. Tak hanya kematiannya yang janggal, ternyata majikannya di Arab Saudi juga dilaporkan menunggak membayar gaji almarhumah.
Hal itu diungkapkan Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Disnakertrans Sragen, Ernawan, Selasa (16/2/2021). Kepada wartawan, ia mengatakan dari hasil pelacakan, terungkap bahwa majikan almarhumah ternyata menunggak membayar gaji selama 11 bulan.
Menurutnya, persoalan tunggakan pembayaran gaji ini, sudah ditangani oleh pihak KBRI dan diyakini akan dibayarkan dalam waktu dekat.
“Gajinya tertahan 11 bulan, sudah diurus KBRI, kami juga sudah kirim nomor rekening ahli waris. Sedang dalam proses, kami tetap pantau terus,” paparnya.
Soal misteri kematiannya, Ernawan mengaku sudah menerima keluhan keluarga terkait penyebab kematian korban. Pihaknya akan menyampaikan keluhan keluarga ini kepada pihak KBRI di Saudi.
“Ada ganjalan dari pihak keluarga terkait penyebab kematian. Masalah itu kami sampaikan saja ke pihak KBRI,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, tenaga kerja wanita (TKW) asal Sragen, Karni (57) dikabarkan meninggal akibat bunuh diri di Arab Saudi.
TKW dua anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi itu dinyatakan meninggal sejak 29 Januari 2021. Namun jenazah sempat tertahan di Saudi karena terkendala kebijakan lockdown yang diberlakukan otoritas setempat.
Jenazah baru bisa dipulangkan Senin (15/2/2021) dan tiba di kampung halaman serta dimakamkan Selasa (16/2/2021) pagi.
Adik kandung almarhumah, Mujiyanto (50) menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan semua pihak yang sudah membantu memulangkan jenazah kakaknya.
Namun hingga kini keluarga masih merasakan ada kejanggalan dan belum percaya dengan kabar kematian karena bunuh diri.
Sebab, dalam beberapa kontak terakhir sebelum kejadian, almarhumah tak pernah menunjukkan ada masalah atau keluhan apapun.
Termasuk tiga hari sebelum kematian, tanggal 26 Januari 2021, dirinya sempat kontak kakaknya itu via pesan suara WA.
“Iya kalau kontak, sering. Kadang
via telepon, kadang lewat pesan suara.
Terakhir kontak sama saya, pakai WA suara itu tanggal 26 januari 2021 jam 22:05 WIB. Saat itu, Mbak Karni biasa dan baik-baik saja. Nggak ada keluhan atau masalah apapun. Makanya kami kaget kok tiba-tiba tiga hari kemudian dikabarkan meninggal gantung diri,” papar Mujiyanto.
Ihwal kematian karena gantung diri, Muji mewakili keluarga sangat berharap pemerintah dan Menaker Ida Fauziah agar mendesak pihak Arab Saudi mengusut tuntas masalah kematian dan dugaan bunuh diri itu. Sehingga ada kejelasan apakah kakaknya memang meninggal karena itu atau ada sebab lain.
“Kami dari keluarga butuh kepastian, kalau benar kakak saya bunuh diri gantung diri, apa masalahnya harus diusut tuntas. Karena apa, tanggal 26 Januari masih telepon dan baik-baik saja, kok tanggal 29 Januari dikabarkan udah gak ada,” tandasnya. Wardoyo