SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belasan kuburan di pemakaman umum Dukuh Jagan RT 2/1, Desa Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh, Sragen dilaporkan amblas diterjang luapan sungai setempat dalam beberapa waktu terakhir.
Amblasnya makam warga di tepi anak sungai Bengawan Solo itu pun juga menghadirkan kisah horor di kalangan warga sekitar. Mulai dari kemunculan tengkorak manusia hingga suara tangisan tengah malam.
Belasan makam itu hilang akibat longsor dan hanyut ke sungai berkedalaman 8-9 meter.
Pantauan di lokasi Sabtu (19/6/2021), pemandangan miris terlihat di lokasi makam yang juga berada di tepi jalan Gawan-Plupuh itu.
Terdapat belasan makam warga yang longsor ke anak sungai. Sebagian batu nisan terlihat terdampar di tepi sungai bagian bawah.
Makam yang amblas mayoritas yang berlokasi dekat dengan bibir sungai. Menurut salah satu warga, Muklas (49) warga Ngadirejo RT 1/1, Gentan Banaran, Plupuh, longsornya makam sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Namun intensitas longsoran makin ke sini makin bertambah. Kondisi erosi sungai yang makin mengganas membuat jumlah makam yang hanyut kian banyak.
Seingatnya sudah lebih dari 10 makam yang hilang hanyut diterjang longsoran. Kemudian puluhan makam lainnya kini juga terancam menyusul.
“Bahkan ada makam kuno dan tidak pernah dikunjungi keluarga puluhan tahun juga hampir terjun ke sungai. Awalnya dari terkikis sedikit demi sedikit, tapi pada saat terjadi hujan deras dan air sangat tinggi tanah makam mengalami pergerakan hingga sejumlah makam longsor ke dalam sungai,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (19/6/2021).
Muklas menguraikan sejak longsornya makam, warga sekitar sering menemukan sejumlah tulang-tulang dan tengkorak manusia di sekitar lokasi maupun di sungai.
Termasuk dirinya juga pernah menemukan tengkorak manusia dan tulang tulang bagian tubuh di bawah longsoran makam.
“Karena saya juga merasa ini terjadi karena alam akhirnya tengkorak warna putih agak kecoklatan itu saya larung ke sungai arah Bengawan Solo,” bebernya.
Ia menyampaikan longsor yang terjadi kini juga mengancam keberadaan ratusan makam lainnya.
Warga pun berharap pada pemerintah agar memperhatikan kondisi tanah makam dan tanah warga yang semakin hari semakin terancam keberadaannya.
Selain itu, rumah dan tanah warga di sekitar sungai dan makam kini juga makin terancam akibat pergerakan tanah dan longsoran.
“Harapan kami, pemerintah juga memperhatikan warganya yang berada di pinggiran sungai ini. Selain itu, makam juga terancam keberadaannya. Bagaimanapun mereka juga pernah hidup seperti kita saat ini. Makanya tolong segera ada perbaikan agar tanah longsor ke sungai ini tidak semakin meluas,” ujarnya.
Amblasnya makam juga diiringi dengan munculnya cerita mistis di kalangan warga sekitar.
Menurut Muklas, ia dan beberapa warga sempat mengalami hal mistis pada saat malam hari. Ia yang kebetulan tinggal tak jauh dari makam, sering mendengar tangisan anak anak dan orang dewasa di makam tersebut saat tengah malam.
“Iya saya pernah mengalami kejadian. Saat itu saya mendengar tangisan dari arah makam saat tengah malam, itu ada suara anak anak dan ada juga suara orang dewasa,” ujarnya.
Sementara itu, hingga ini sejumlah tanah pekarangan warga terancam longsor sekitar anak sungai bengawan solo di wilayah kampung Ngadirejo antara lain tanah milik mbah Parto (80), Zainal abidin (55), pak Cipto Diharjo (75), Sugito (47), Kisno (73), Pitono (45) serta Muklas (48). Wardoyo