Beranda Umum Nasional Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Ternyata Daerah di Inhil Riau Ini Tetap...

Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Ternyata Daerah di Inhil Riau Ini Tetap Berzona Hijau

Pandemi Covid-19 masih terjadi
ilustrasi virus Corona

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Hampir semua daerah dan kota di Indonesia selama pandemi tak lepas dari jamahan Covid-19. Namun, sebenarnya ada tidak daerah yang terbebas dari pengaruh Covid-19?

Ternyata masih ada. Kecamatan Reteh merupakan satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir atau Inhil, Riau, yang berada di wilayah Zona Hijau selama pandemi Covid-19.

Sejak awal kasus virus corona mulai muncul di Tanah Air hingga pertengahan Juli 2021, sejumlah kecamatan di Indragiri Hilir bagian selatan seperti Kecamatan Batang, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Enok, Kecamatan Keritang dan Kecamatan Kempas tetap berstatus aman.

Melansir dari corona.riau.go.id, hingga 5 April 2021 lalu kasus Covid-19 terkonfirmasi mencapai 1.000 kasus dan suspek sebanyak 7.257.

Kasus Covid-19 terkonfirmasi paling banyak terjadi di Kota Tembilahan dengan jumlah 514 kasus, dari jumlah tersebut 478 di antaranya sembuh, dan 30 meninggal serta enam pasien menjalani isolasi di rumah sakit maupun mandiri.

Sementara Kecamatan Batang merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 nihil dalam laporan per 5 April tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data terbaru per 26 Juli 2021, kasus Covid-19 terbaru di Inhil menduduki posisi ke 5 di antara seluruh kabupaten di Riau.

Dari 1.137 kasus baru di Riau, Inhil menyumbang 73 kasus. Sementara per 5 April 2021, di Kecamatan Reteh sendiri kasus Covid-19 terkonfirmasi mencapai 30 kasus dengan total sembuh 27 pasien, dan meninggal 2 orang, serta isolasi mandiri satu orang. Hingga Juli 2021, belum ada data resmi jumlah kasus Covid-19 di Kecamatan Reteh.

Wilayah Kecamatan Reteh berada di Zona Hijau dibenarkan oleh anggota Satgas Covid-19 Reteh, Suadi.

Pihaknya mengatakan untuk masyarakat Kecamatan Reteh dan sekitarnya tidak perlu khawatir dan tetap melakukan protokol kesehatan.

Menurutnya, meskipun terdapat beberapa kasus Covid-19 di Kecamatan Reteh namun tim Satgas Covid-19 cepat tanggap dalam menangani kasus tersebut.

“Untuk masyarakat Kecamatan Reteh dan Kecamatan Batang, tidak usah khawatir, masih Zona Hijau,” kata sosok yang kerap disapa Adi ini saat dihubungi Tempo pada Selasa (27/7/2021).

Baca Juga :  Ekonom Ingatkan Pemerintah Ekstra Hati-hati Naikkan Iuran BPJS, Ini Sebabnya

Lurah Kelurahan Madani, Kecamatan Reteh, Inhil, Suhirwan. Suhirwan mengatakan sejak kasus Covid-19 mulai merebak di tanah air, wilayah kecamatan Reteh, terkhusus Kelurahan Madani belum ada kasus terkonfirmasi Covid-19. Suhirwan menuturkan dulu pernah ada suspek namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata hanya demam biasa.

“Itu kejadiannya sudah lama, kalau tidak Agustus atau September tahun lalu. Ada mahasiswa dari Pekanbaru, merasa badannya meriang, tidak bisa mencium bau katanya. Dibawa ke Tembilahan sama Satgas Covid-19 dan sempat di isolasi juga,” tuturnya saat ditemui di Kantor Lurah Madani di Jalan Penunjang, Selasa pagi, 27 Juli 2021.

Namun setelah beberapa hari menjalani isolasi di Rumah Sakit, suspek tersebut dinyatakan negatif.

“Padahal kemarin keluarganya sempat di isolasi juga, tetangga-tetangganya yang sempat kontak juga diisolasi,” kata Suhirwan.

Kendati wilayah Kelurahan Madani termasuk Zona Hijau, Suhirwan mengatakan masyarakat sudah terbiasa melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat pergi ke pasar dan menyediakan peralatan cuci tangan dengan sabun di depan rumah untuk orang yang bertamu.

Selain itu, peraturan jaga jarak juga diterapkan di tempat ibadah seperti masjid.

“Kalau kegiatan ibadah masih tetap jalan seperti biasanya, bedanya dikasih jarak, tapi kalo nongkrong jaga jarak tidak berlaku,” tuturnya.

Menurut Suhirwan, masyarakat Madani tidak menerapkan protokol kesehatan jaga jarak secara ketat lantaran penduduknya jarang.

“Kelurahan Madani ini kan terbilangnya penduduknya sedikit, kurang dari lima ribuan, jadi jarang ada kerumunan. Paling kalau ada acara baru rame,” ungkapnya.

Sementara untuk kegiatan sehari-hari, masyarakat Madani beraktivitas seperti biasanya, pasar-pasar tetap buka dan beroperasi. Sedangkan kegiatan belajar mengajar tergantung pihak sekolah, bisa lewat daring maupun tatap muka.

“Untuk sekolah tatap muka, bisa seminggu dua kali atau seminggu masuk seminggu tidak,” ujarnya.

Baca Juga :  Sufmi Dasco Bilang, Meski PRESIDEN, Prabowo Berhak Dukung Luthfi-Taj Yasin di Pilgub Jateng,  Hendrar Prihadi: Luar Biasa

Terkait pasar yang tetap buka selama pandemi Covid-19 dibenarkan oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Khumaeni.

Berdasarkan penuturan Maeni, sapaan akrabnya, ada dua pasar di Kelurahan Madani yaitu pasar induk yang setiap hari buka dan pasar dadakan yang buka setiap hari Selasa.

Saat pandemi mulai santer beritanya di media, Satgas Covid-19 sempat menutup pasar beberapa kali. Namun lantaran pasar adalah penggerak ekonomi masyarakat, pasar tetap dibuka.

“Sampai saat ini, pasar tetap dibuka. Sudah biasa itu masyarakat belanja di pasar tradisional. Bukannya tidak takut corona, palingan cuma pakai masker,” kata Maeni.

Maeni juga menuturkan, di awal-awal kasus Covid-19 masuk di Indonesia, anggota polisi dan TNI Kecamatan Reteh bahkan sampai turun untuk mengamankan warung-warung yang tidak menerapkan protokol kesehatan. “Dulu pas baru-barunya Covid-19, polisi sama TNI sampai turun bantu Satgas buat mengedukasi pemilik warung,” ujarnya. Namun setelah lebih dari setahun pandemi menerpa tanah air, masyarakat sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan.

Kendati begitu, ada juga beberapa warga yang mulai abai, sehingga pihak kelurahan terus berupaya mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati.

“Kita koordinasikan ke RT RW, untuk terus mengingatkan masyarakat soal protokol kesehatan, meski daerah kita Zona Hijau,” kata Suhirwan.

www.tempo.co