SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kunjungan dua menteri yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin ke Sragen, Kamis (5/8/2021) siang menyisakan cerita menarik.
Ada sebuah insiden ribut soal jatah Vaksin Moderna yang mencuat saat kunjungan berlangsung. Di mana ada perbedaan laporan terkait pengiriman vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan (Nakes) di Sragen.
Insiden ribut data itu terjadi saat Menko Luhut dan Menkes berbicara soal rencana gelontoran vaksin lebih banyak ke daerah untuk mengejar 72 juta vaksin se-Indonesia sampai akhir bulan Agustus.
Kemudian Luhut sempat menanyakan kesiapan di Sragen yang ditargetkan 15.000 dosis vaksin perhari. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pun menyanggupi.
“Data sudah kita siapkan di mobil ada. Paling tidak 72 juta bulan ini,” kata Luhut.
Kemudian Bupati yang berprofesi dokter sempat menyampaikan bahwa dirinya juga kadang ikut menyuntik vaksin karena dirinya juga nakes. Cerita berlanjut ketika ditanya soal vaksinasi tahap ketiga untuk Nakes dengan vaksin Moderna.
Bupati Yuni menjawab bahwa Nakes di Sragen belum menerima suntikan ketiga. Karena vaksin Moderna untuk Nakes di Sragen belum diterima.
“Nakes belum terima Pak,” ujarnya.
Hal itu langsung membuat Menkes terperanjat. Dia langsung bertanya ke seorang perempuan di sebelah kanan yang diduga pejabat Dinkes Jateng.
“Bu Kadinkes ini gimana, Nakesnya belum terima (Vaksin Moderna),” sebut Menkes.
Pejabat perempuan itu pun berkilah bahwa sudah dikirim seminggu yang lalu.
“Udah terima semua Pak,” katanya.
Mendengar jawaban itu, Bupati Sragen kembali menegaskan bahwa Sragen belum menerima vaksin Moderna untuk Nakes. Menkes pun kembali bertanya ke seorang pria yang diduga staffnya.
“Gimana Jawa Tengah belum dapat,” katanya.
Pria itu menjawab yang sudah dapat baru Nakes RS Ortopedi dari Provinsi. Mendengar jawaban itu, Menkes kembali bertanya ke pejabat perempuan di Dinkes Jateng mengapa belum dikirim.
Padahal ia menyebut vaksin Moderna untuk Nakes sudah dikirim sejak dua Minggu lalu.
“Untuk Nakes sudah 2 Minggu lalu. Lho Bu gimana, belum dikirim,” kata Menkes lagi.
Ribut-Ribut itu baru berakhir ketika Menkes meminta agar vaksin Moderna untuk Nakes secepatnya segera dikirim untuk disuntikkan tahap ketiga ke nakes.
Selanjutnya, Menkes dan Menko Luhut kemudian bergegas meninggalkan Technopark menuju ke Desa Krebet, Masaran, Sragen. Mereka meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di desa itu.
“Soloraya kita mau, tadi dengan pak Menteri Kesehatan supaya 75 % sampai akhir bulan ini. Seperti di Sragen kita mau dengan ibu Dokter Bupati nanti bisa 15.000 sehari dan itu bisa. Itu kata Ibu Bupati,” papar Luhut kepada wartawan.
Menko yang juga Koordinator Satgas Nasional Penanganan Covid-19 itu menyampaikan untuk mengejar target itu, pihaknya bersama Menkes akan terus mendorong untuk penambahan jumlah dosis vaksin.
Tidak hanya skala nasional, vaksin yang dikirim ke daerah juga didorong untuk terus ditambah.
“Bulan ini kita mau vaksin 72 juta seluruh Indonesia jadi di Jawa mungkin 35 juta,” kata dia.
Menurut Luhut, target itu dicanangkan untuk mempercepat pencapaian kekebalan komunal atau herd immunity.
Berdasarkan para ahli dan dewan guru besar sejumlah universitas, herd immunity agak sulit tercapai jika hanya mengandalkan vaksin yang rata-rata efikasinya hanya 60 %.
“Jadi oleh ahli-ahli kita dan dewan guru besar UI, UGM dan apa namanya Airlangga itu sepakat kita capai dengan tiga hal. Yakni dengan vaksin, kedua 3 testing, tracing dan tiga M pakai masker, mencuci tangan, jaga jarak. Jadi kalau ini bisa mengelola dengan baik pasti bisa mengendalikan ini (Covid-19),” urainya. Wardoyo