JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejak Taliban berkuasa atas Afghanistan, cukup banyak aturan-aturan baru yang diterapkan dengan ketat, termasuk salah satunya munculnya larangan mencukur atau memotong jenggot pria di Provinsi Helmand.
Seperti dilansir BBC via tribunnews, kelompok militan tersebut mengatakan bahwa menghilangkan jenggot adalah melanggar hukum Islam.
Malah tidak tanggung-tanggung, menurut polisi agama Taliban, orang yang melanggar aturan tersebut akan dijatuhi hukuman.
Sejumlah tukang cukur di Ibukota Kabul pun juga mengaku diberitahu mengenai hal itu oleh Taliban.
Instruksi tersebut sama dengan aturan ketat yang diberlakukan Taliban di Afghanistan saat berkuasa pada akhir 90an.
Kendati demikian, kelompok itu sudah berjanji membentuk pemerintahan dan aturan yang tidak sekeras dahulu.
Petugas Taliban memasang pemberitahuan di salon di wilayah Provinsi Helmand selatan.
Peringatan itu mengatakan, tukang cukur atau penata rambut harus mengikuti hukum Syariah dalam hal memotong rambut atau jenggot.
“Tidak ada yang berhak untuk mengeluh,” demikian bunyi pemberitahuan menurut laporan BBC.
“Para pejuang terus datang dan memerintahkan kami untuk berhenti mencukur jenggot,” kata seorang tukang cukur di Kabul.
“Salah satu dari mereka mengatakan kepada saya, mereka dapat mengirim inspektur yang menyamar untuk menangkap kita,” tambahnya.
Seorang tukang cukur lain yang memiliki salon cukup besar di kota mengatakan dia menerima telepon dari orang asing.
Orang itu, kata dia, mengaku sebagai pejabat pemerintah.
Orang tersebut memintanya untuk “berhenti mengikuti gaya Amerika” dan melarang mencukur jenggot siapapun.
Selama masa kekuasaan pertama Taliban pada 1996-2001, kelompok Islam garis keras ini melarang gaya rambut flamboyan dan memaksa pria menumbuhkan jenggot.
Namun, penampilan jenggot yang dicukur bersih perlahan menjadi populer di Afghanistan.
Sehingga banyak pria pergi ke salon untuk mendapat model rambut yang modis.
Sejumlah tukang cukur, yang tidak disebutkan namanya untuk melindungi keselamatan, mengaku aturan baru dari Taliban membuat mereka sulit mencari nafkah.
“Selama bertahun-tahun salon saya menjadi tempat bagi kaum muda untuk bercukur sesuai keinginan mereka dan tampil trendi,” kata salah satu dari mereka.
“Tidak ada gunanya melanjutkan bisnis ini. Salon fashion dan tukang cukur menjadi bisnis terlarang,” kata yang lain.
“Ini adalah pekerjaan saya selama 15 tahun dan saya rasa saya tidak bisa melanjutkannya,” ujar penata rambut ini.
Tukang cukur lain di Herat mengaku sudah berhenti memberi layanan cukur jenggot meskipun belum menerima perintah resmi.
“Pelanggan tidak mencukur jenggot (karena) mereka tidak ingin menjadi sasaran pejuang Taliban di jalanan. Mereka ingin berbaur dan terlihat seperti (Taliban),” ujarnya.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, Taliban dilaporkan melakukan hukuman keras terhadap kriminal.
Pada Sabtu lalu, BBC melaporkan anggota Taliban menembak mati empat orang yang diduga penculik.
Tubuh keempat orang ini juga digantung di jalanan Kota Herat.