SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga di sekitar perempatan Benersari, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen jalan Raya Sragen-Ngawi, resah dan trauma menyusul meningkatnya kasus kecelakaan di titik perempatan itu.
Banyaknya korban jiwa dan kecelakaan yang terjadi semenjak pelebaran jalan di lokasi itu, membuat warga mendesak agar titik tersebut dipasangi lampu traffic light.
Desakan itu disampaikan salah satunya oleh Bu Neli, karyawan PT Murni Sri Jaya, yang berlokasi di sebelah perempatan Benersari.
Karyawan di kantor distributor pupuk milik alm H.Sunardi itu mengungkapkan warga sekitar saat ini sangat resah. Pasalnya intensitas kecelakaan di titik perempatan depan Puskesmas Ngrampal itu semakin tinggi.
Bahkan dalam seminggu, tak kurang dari dua sampai tiga kecelakaan selalu terjadi. Mayoritas kecelakaan itu merenggut korban nyawa mulai dari yang terlindas motor, tergilas tronton hingga masuk ke kolong truk.
“Kami yang ada di dekat lokasi sampai miris dan trauma Mas. Sekarang makin sering kecelakaan di perempatan itu. Kemarin tronton melindas 3 motor, lalu anak SMP dilindas KLX, sampai motor tergilas tronton juga. Nggak terhitung korban nyawa dari kecelakaan di situ,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (10/1/2022).
Neli menguraikan tingginya kecelakaan itu dimungkinkan karena kondisi jalan raya yang sudah diperlebar dan halus. Hal itu membuat pengendara terkadang terlena memacu kecepatan.
Kecelakaan biasanya terjadi antara pengendara yang lurus dari arah Sragen atau Ngawi dengan pengendara yang menyeberang.
Selama ini di lokasi kejadian hanya dipasangi dengan rambu lampu peringatan kelap-kelip saja. Akan tetapi rambu itu tak cukup berpengaruh karena kian hari kecelakaan justru makin sering terjadi.
“Warga sini sampai trauma, tiap kali ada kecelakaan di situ. Korbannya kepala pecah, lihat darah berceceran. Sampai mau keluar dan lewat perempatan saja jadi takut. Belum lagi nanti dijadikan saksi oleh polisi,” urainya.
Neli menyampaikan warga sampai bingung mau mengadu ke siapa. Berulangkali lapor ke aparat polisi dan pihak terkait, namun keluhan dan aspirasi warga agar lokasi perempatan itu dipasangi lampu traffic light selama ini tak pernah ada respon.
Jika memang tidak memungkinkan dipasangi lampu lalu lintas, warga berharap ada solusi pemasangan rambu atau tanda peringatan agar menekan angka kecelakaan di lokasi itu.
“Sudah beberapa kali kami lapor polisi. Nggak ada responnya. Pernah kami telepon nggak diangkat, akhirnya kami datangi langsung ke Polres. Nggak ada respon juga. Katanya itu jalan provinsi. Lampu merahnya nggak bisa dipasang di situ karena jaraknya terlalu dekat dengan perempatan Pilangsari dan Paldaplang. Tapi kalau makin hari makin banyak korban dan bikin warga trauma, apa ya akan dibiarkan makin banyak korban jiwa. Terus kita mau ngadu siapa lagi,” jelasnya.
Warga hanya khawatir, jika dibiarkan tanpa rambu yang lebih jelas, dikhawatirkan akan makin banyak korban. Yang ditakutkan apabila kejadiannya malam hari dan tidak ada saksi alias tabrak lari maka akan sangat merugikan korban.
“Selama ini yang kecelakaan tabrak lari juga banyak di situ. Dulu ada tabrak lari dua orang boncengan meninggal dilindas tronton dinihari dan sampai sekarang juga nggak terlacak. Kan kasihan,” tandas Neli.
Sebentar Lagi Pendataan
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sragen, Catur Sarjanto mengatakan titik perempatan Benersari itu berada di jalan raya Sragen-Ngawi yang merupakan jalan negara.
Sehingga penanganannya termasuk persoalan rambu, sepenuhnya berada di tangan pusat. Meski demikian, pihaknya akan menyampaikan aspirasi warga itu ke pihak yang berwenang agar segera dilakukan tindak lanjut.
“Kami juga banyak mendapat masukan dan keluhan dari warga soal perempatan Benersari itu. Tapi itu statusnya jalan negara, sehingga nanti masukan akan kami sampaikan ke atas. Nanti akan kita laporkan usulan agar dipasangi alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau traffic light,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (10/1/2022).
Catur menambahkan informasi terbaru, lokasi itu sebentar lagi bakal dilakukan pendataan di jalan nasional.
“Saya dapat info kalau sebentar lagi ada pendataan di jalan nasional,” tandasnya. Wardoyo