SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ekspresi kegembiraan terpancar dari ratusan warga di Gedung Lansia Sragen, Senin (31/1/2022) pagi.
Tak lama antri, mereka langsung sumringah membawa sebendel yang lembaran ratusan ribu rupiah. Mereka menerima nominal berbeda-beda.
Ada yang Rp 1,200 juta, ada yang Rp 1,600 juta. Ada pula yang Rp 1,800 juta. Roman gembira menghiasi wajah-wajah penerima yang sebagian besar lansia itu.
Mbah Karto Dimejo misalnya. Kakek berusia 70 tahun asal Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo itu mengaku menerima bantuan Rp 1,400 juta.
Bantuan itu diperoleh dari jatah bantuan pangan non tunai (BPNT) yang belum sempat ia cairkan beberapa bulan.
“Senang lah Mas. Bisa untuk tumbas lawuh (beli lauk). Wong wis tuwek ajeng nopo (orang sudah tua mau apa),” ujarnya sembari menunjukkan uang yang barusaja ia terima.
Karto datang dengan diantar oleh anaknya. Selama ini ia mengaku hidup sendirian di rumah sederhana. Sedangkan anak-anaknya semua sudah berkeluarga.
Ia juga mengakui baru kali pertama menerima bantuan uang dari pemerintah. Sebelumnya di masa pandemi, tak sekalipun bantuan menghampirinya.
“Dereng pernah angsal. Nembe niki. (Belum pernah dapat, baru sekarang),” ujarnya.
Tak jauh beda, Tugiyem (65) nenek asal Sidoharjo, juga mengaku sangat senang menerima bantuan BPNT dalam bentuk uang tunai.
Ia mengaku juga menerima uang sekitar Rp 1 juta lebih. Saking senangnya ia tak sempat menghitung kembali berapa bantuan yang ia terima dari petugas pencairan.
“Saya nggak ngitung tadi Mas. Pokoknya Rp 1 juta lebih. Seneng lah, Alhamdulillah bisa untuk nempur (beli beras). Saya sama pake di rumah, anak-anak sudah keluarga juga. Dapat uang dan bantuan ya baru sekarang ini Mas,” terang Tugiyem.
Pencairan BPNT di Sragen kali ini dipusatkan di 3 titik. Sekretaris Dinas Sosial, Finuril Hidayati mengatakan ada sekitar 3780an data BPNT yang akan dicairkan pada hari ini. Namun diperkirakan yang datang mencairkan hanya sekitar 1.200 KPM.
Sedangkan sisanya sudah terlebih dahulu tereliminasi karena tidak layak menerima seperti berstatus PNS, TNI, Polri, sudah meninggal dan lain-lainnya.
“Jadi sebelum Bu Mensos menyebut ada PNS TNI Polri masuk penerima, di Sragen kita sudah lebih dulu melakukan skrining data dan yang tidak layak sudah kita anulir terlebih dahulu. Jadi dari 3780an data itu, paling yang mencairkan hanya sekitar 1200an. Tapi nanti akumulasi datanya nunggu setelah pencairan selesai,” tandasnya. Wardoyo