JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gejala awal demam berdarah dengue (DBD) hampir mirip dengan demam biasa. Jika salah penanganan, hal itu bisa berakibat fatal bagi seseorang.
Agar penderita DBD mendapat penanganan yang tepat, maka perbedaan antara demam biasa dengan DBD sangat penting untuk diketahui.
Untuk demam biasa, ditularkan melalui tetesan aerosol di udara dari orang yang terinfeksi atau dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Sementara DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegypti.
Demam biasa umumnya berlangsung selama 3-5 hari, sedangkan demam berdarah dapat berlangsung selama 2-7 hari atau bahkan lebih jika tidak diobati tepat waktu.
Demam biasa dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Sementara itu, demam berdarah tidak dapat ditularkan melalui udara ataupun sentuhan.
Saat seseorang mengalami demam biasa, gejalanya tidak separah demam yang disebabkan oleh infeksi dengue.
Gejala lain yang biasa menyertai demam biasa antara lain pilek, sakit tenggorokan, nyeri tubuh ringan dan kelemahan.
Penderita demam berdarah mungkin mengalami demam tinggi, sakit tubuh yang parah, nyeri sendi, serta ruam dalam waktu 24-48 jam setelah demam.
Cara lain untuk membedakan demam biasa dengan demam berdarah adalah melakukan tes hitung darah lengkap dan tes antigen NS1 dengue.
Menurut para ahli, sekitar 80-90 persen penderita demam berdarah akan mengalami penurunan trombosit hingga kurang dari 100.000, sementara 10-20 persen penderita lain dapat mengalami penurunan trombosit hingga di bawah 20.000.
Penderita demam biasa tidak akan mengalami komplikasi semacam itu. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa jumlah trombosit yang rendah juga dapat menandakan penyakit lain.
Upaya pengembangan vaksin demam berdarah masih terus berlangsung hingga saat ini.
Oleh karena itu, cara terbaik mencegah datangnya penyakit demam berdarah ini adalah dengan menghindari gigitan nyamuk.
Selain menjaga kebersihan, sebaiknya hindari genangan air, kenakan pakaian panjang, dan gunakan obat nyamuk jika diperlukan.