SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nama Sragen kembali menjadi perbincangan nasional. Ini menyusul prestasi hebat yang ditunjukkan salah satu putri asal Sragen, Nitya Ade Santi.
Namanya belakangan ramai jadi perbincangan. Ya, gadis berusia 25 tahun kelahiran Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo itu mengundang decak kagum usai meraih gelar doktor di usia 25 tahun.
Gelar doktor yang diraih di usia sangat muda itu juga sekaligus menorehkan rekor baru sebagai doktor termuda di Institut Pertanian Bogor (IPB) tempatnya menempuh kuliah.
Hebatnya, prestasi Nitya diraih dengan latar belakang keluarga sederhana. Bapak dan ibunya, Purwoto dan Sri Yatmi itu hanya bekerja sebagai buruh di perkebunan teh.
Kepada awak media, Nitya menceritakan gelar doktor diraihnya setelah menempuh S3 jurusan Ilmu Pengelolaan Hutan (IPH), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB belum lama ini.
Dianugerahi kecerdasan, Nitya mengaku bisa meraih gelar doktor di usia 25 tahun karena sejak awal sekolah di jenjang dasar, selalu lulus lebih cepat.
Ia masuk SDN di desanya yakni SDN Jetis 2 di usia 5 tahun sehingga ia lulus ketika usianya baru 11 tahun.
Berikutnya ia melanjutkan ke SMPN 1 Sragen yang menjadi salah satu SMPN favorit di Kabupaten Sragen.
Di SMP ini, Nitya berhasil menembus kelas akselerasi yang merupakan kelas unggulan. Bangku SMP yang harusnya ditempuh 3 tahun, sukses ia lewati hanya dalam waktu 2 tahun.
Di usia 13 tahun, ia sudah masuk ke bangku SMA. SMAN 2 Sragen menjadi pilihannya.
Bangku SMA ia lewati normal yakni 3 tahun, namun ia lulus dengan usia 16 tahun atau 2 tahun lebih muda dari lulusan lainnya.
Berkat kecerdasannya, ia berhasil diterima kuliah di IPB dan mengambil program studi S1 Manajemen Hutan.
Beasiswa Luar Negeri
Merampungkan S1 di usia masih 20 tahun, Nitya kemudian mendapat berkah melanjutkan studi S2 Pengelolaan Hutan IPB dan S2 di Tropical International Forestry di University of Gottingen, Jerman dari jalur beasiswa.
Bangku S2 ia lewati selama tiga tahun. Kemudian lulus di usia 23 tahun. Dua tahun berselang, Nitya berhasil menyelesaikan S3 Ilmu Pengelolaan Hutan IPB dengan Beasiswa Erasmus Key Action pada tahun 2022 ini.
Bangku S3 ia rampungkan dan gelar doktor ia dapatkan tepat di usia 25 tahun.
“Di tahun 2018 itu aku masuk S2, umur 21 tahun. Terus lulus S2 umur 23, lulus S3 di umur 25 tahun. Mulai S2 ini karena sebelumnya aku gak ada kepikiran untuk S2 tapi dapat beasiswa jadi aku lanjut S2 dan ternyata sekolah itu asyik gitu,” ungkapnya.
Saat ini, Niyta sudah bekerja sebagai tenaga ahli Indonesia Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ia menekuni bidang Geographic Informatioan System (GIS), Remote Sensing, Perencanaan Hutan, serta Pemantauan dan Inventarisasi Hutan.
Kecintaannya dengan hutan membuat ilmu yang ia tekuni pun selalu linier bahkan dengan bidang kerjanya. Wardoyo