Beranda Daerah Karanganyar Kisah Muhammad Kohir,  Bermimpi Punya Bus, 12 Tahun Kemudian Terwujud. Kini Menjadi...

Kisah Muhammad Kohir,  Bermimpi Punya Bus, 12 Tahun Kemudian Terwujud. Kini Menjadi Juragan Bus Wisata

Muhammad Kohir dengan latar belakang bus pariwisata miliknya / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada pepatah ‘gantungkan mimpimu setinggi langit lalu berusahalah sekuat tenaga serta selalu diiringi doa,  maka Tuhan akan mengabulkannya’.

Setidaknya  impian tersebut yang dialami oleh Muhammad Kohir (45) warga Desa Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar, Jateng.

Pria yang akrab disapa Kohir itu mengisahkan sejak lulus SMA dirinya  bermimpi ingin memiliki bus walaupun bus ukuran medium. Namun saat itu dirinya sadar hanya anak seorang petani apakah mungkin terwujud.

Untuk itulah Kohir belajar nyopir kepada saudaranya dan setelah bisa nyopir, akhirnya Kohir memberanikan melamar menjadi sopir bus pedesaan di Bekonang dengan jurusan Bekonang-Kartasura.

Selang 3 tahun berikutnya Kohir baik kelas melamar bekerja sebagai sopir bus AKAP jurusan Yogyakarta-Surabaya dengan garasi di Jatim.

Namun di bus AKAP tersebut Kohir hanya bertahan dua tahun karena lelah dan memutuskan keluar untuk usaha wiraswasta.

Usaha wiraswasta diawali menjadi tengkulak gabah dan hasilnya diproduksi menjadi beras dijual ke pasar antar pulau.

“Waktu usaha tengkulak gabah lumayan laris dengan omzet ratusan juta namun akhirnya saya bangkrut karena beras yang saya jual antar pulau tidak terbayar,” ungkap Kohir kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Setelah bangkrut, lalu Kohir banting stir menjadi tukang rosok sejak 2005-2008. Dan saat usaha rosok itu lumayan jaya hingga dirinya bersama keluarga investasi patungan membuat usaha roti bernama Barokah Bakery.

Tak pelak nasib mujur, usaha roti yang digeluti Kohir di Karangpandan laku keras hingga menjadi besar sampai sekarang. Giliran berikutnyanya Kohir membeli bus bekas ukuran medium untuk wisata dan bus diberi nama Barokah Bakery atau BB Trans.

“Setelah saya bisa beli bus medium lalu tahun 2015 saya beranikan diri menggunakan uang pinjaman bank dan uang perusahaan Barokah Bakery untuk menambah beli satu bus wisata tapi bus bekas Tahun 2015 seharga Rp 800 juta dan disewakan untuk wisata,” tandas Kohir.

Rupanya Kohir beruntung dan mujur setelah memiliki dua bus yakni bus ukuran medium dan bus besar, akhirnya tahun 2018 Kohir memberanikan diri menambah satu armada lagi bus besar seharga Rp 700 juta.

Puncaknya tahun 2019 Kohir menambah lagi satu bus bekas ukuran gambar besar sehingga Kohir memiliki empat bus yakni tiga unit bus besar dan satu bus medium.

Empat bus itu kini masih berjalan untuk usaha wisata. “Total investasi bus tersebut Rp 2,5 miliar maka kami serius mengelola dan bahkan saya sering nyopir sendiri jika saat sopir tidak datang. Kini dengan empat bus, Kohir menjadi owner dan menjalankan usaha dengan penuh hati-hati karena juga menggunakan pinjaman modal dari bank.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

“Alhamdullilah bus kami BB Trans masih laku untuk wisata sehingga jadwal selaku padat,” pungkas Kohir.

Diakui dirinya bersyukur mimpinya menjadi bos atau juragan bus wisata terwujud, walau untuk mencapainya penuh dengan lika-liku perjuangan dan jatuh bangun berkali-kali. Beni Indra