Beranda Daerah Sragen Minta Maaf, Topik PSHT Akui Telah Berbohong dan Mabuk

Minta Maaf, Topik PSHT Akui Telah Berbohong dan Mabuk

Topik Mulya Pradana, korban tabrak lari yang juga warga PSHT Mojogedang, Karanganyar saat menyampaikan klarifikasi soal kabar bohong yang disebarnya di Mapolres Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Pada kesempatan itu, korban tabrak lari yang selamat dan sempat menyebar hoaks pembacokan, Topik Mulya Pradana meminta maaf telah membuat informasi bohong.

Dia menegaskan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah tabrak lari. Tidak ada penganiayaan dari pihak manapun.

”Kecelakaan di tabrak dari belakang. Mobil setelah nabrak langsung lari,” ujarnya.

Dia mengaku membuat cerita bohong dengan alasan, korban meninggal masih saudara.

Lantas dia tidak terima saudaranya tersebut mati dalam kecelakaan. Topik sendiri mengaku saat kejadian dirinya juga tengah dalam kondisi mabuk.

“Saya ndak terima adik saya yang meninggal,” tuturnya.

Topik juga menyebut malam kejadian, saat ditabrak, motor yang dikendarainya bersama Kordiyanto sempat terseret beberapa meter dari titik awal digasak.

Fakta itu terungkap setelah ia dihadirkan dalam konferensi pers oleh Forkompida di Mapolres Selasa (7/2/2023).

Konferensi pers dihadiri Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kapolres AKBP Piter Yanottama, Dandim Letkol Inf Yoga Yastinanda, Ketua DPRD Suparno dan lainnya.

Konferensi pers digelar menyikapi situasi terakhir pasca insiden itu yang masih memicu gejolak di kalangan warga PSHT.

Sebelumnya, Topik juga mengakui bahwa sengaja mengarang cerita bahwa seolah-olah dirinya dan almarhum Kordiyanto ditabrak lalu dikeroyok serta dibacok.

“Saya atas nama saya Topik Mulia Pradana alamat Jengglong, Buntar, warga ranting Mojogedang PSHT Pusat Madiun menyatakan bahwa tidak ada pengeroyokan atau pembacokan yang yang dilakukan dari oknum pihak manapun. Atas ini saya meminta maaf kepada saudara-saudara semua bahwasanya saya ada salah kata dan info yang tidak benar mohon dimaafkan sebesar-besarnya,” ujarnya dalam pengakuan sebelumnya.

Baca Juga :  Optimalkan Swasembada Pangan, Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi Bersama Bhayangkari Kelola Lahan P2L

Kronologi Sebenarnya

Topik kemudian menceritakan kronologis sesungguhnya. Malam itu ia membonceng Kordiyanto dengan Honda Scoopy.

Setelah menyebrang rel Teguhan, motor kemudian belok kiri. Sampai SMP depan SMA 2 PGRI Karangmalang (wilayah Teguhjajar), kemudian ditabrak mobil Avanza warna silver tak dikenal dari belakang.

Setelah itu, mobil meninggalkan lokasi. Ia juga mencabut pernyataan awalnya bahwa setelah ditabrak kemudian penumpang Avanza turun lalu mengeroyoknya dan Kordi.

“Jadi tidak benar kalau mobil itu berhenti lalu ada orang turun mengeroyok lali membacok. Jadi cerita sebenarnya habis nyebrang rel sampai SMP PGRI lalu ditabrak mobil Avanza silver dari mburi (belakang) lalu mobil langsung pergi,” ucapnya.

Topik juga menegaskan pengakuan itu disampaikannya tanpa ada tekanan dari pihak aparat atau pihak manapun.

Ia memastikan murni yang terjadi adalah kecelakaan tabrak lari dan tidak ada pengeroyokan maupun pembacokan.

“Posisi saya waktu itu di belakang (membonceng),” imbuhnya.

Visum Jadi Petunjuk

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama menegaskan bahwa kabar pengeroyokan atau pembacokan oleh orang yang keluar dari mobil Avanza penabrak itu adalah hoaks yang disampaikan korban luka, Taufik (Topik).

Kepastian rekayasa cerita itu terkuak dari hasil visum luar oleh dokter terhadap luka-luka yang dialami kedua korban tidak ada yang mengarah pada luka akibat benda tajam.

Hal itu diperkuat dari olah TKP dengan mengajak korban Taufik ke lokasi. Di mana banyak didapati ketidaksinkronan keterangan dengan kondisi di lapangan.

Baca Juga :  Mengerikan! Plafon SDN Kalimacan Kalijambe Sragen Roboh, 3 Siswa Terluka dan Dilarikan ke Rumah Sakit

“Dari informasi visum tidak ada yang mengatak pada luka benda tajam itulah menjadi info penting sebagai bekal kami untuk ditindaklanjuti dengan investigasi lain. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan bukti-bukti yang diperoleh akhirnya tadi Mas Taufik sudah minta maaf atas apa yang sudah dia sebarkan ke grup-grup sedulur PSHT semua bahwa itu tidak benar. Bahwa tidak ada penganiayaan, tidak ada pembacokan, tidak ada orang keluar dari mobil,” urai Kapolres.

Kapolres melanjutkan bahwa yang benar adalah mereka ditabrak mobil Avanza tak dikenal terus kabur.

Murni Tabrak Lari

Pada kesempatan itu, Kapolres juga menyampaikan ke masyarakat bahwa terkait beredarnya informasi penganiayaan pembacokan perguruan tertentu atau menyebut nama perguruan tertentu itu adalah tidak benar.

Yang terjadi sebenarnya adalah murni tabrak lari. Kapolres juga menegaskan saat kejadian korban dalam kondisi mabuk dan hasil tes urine positif menggunakan pil koplo. Wardoyo