BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali bergerak cepat memeriksa kesehatan ternak di desa terdampak abu vulkanik Merapi. Tahap awal pemeriksaan pada Kamis (16/3/2023) dilakukan di Dukuh Ngadirojo, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo.
“Total ada 35 ekor ternak yang diperiksa. Ternak- ternak kami periksa dan mendapatkan suntikan vitamin serta pemberian obat cacing,” ujar Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Boyolali, Afiany Rifdania disela pemeriksaan.
Dijelaskan, langkah itu dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak dari abu vulkanik pada kesehatan hewan. Utamanya mengantisipasi infeksi saluran pernafasan pada ternak. Hal ini berkaca pada erupsi 2020 silam, 200-an ekor sapi terkena infeksi pernafasan.
“Hari ini kebetulan bersamaan dengan dropping pakan, jadi kami bagi-bagi tugas. Pemeriksaan disatu dukuh dulu, nanti akan kita lanjutkan lagi pemeriksaan di wilayah terdampak berikutnya,” katanya.
Terkait hasil pemeriksaan, diakui tidak ada temuan penyakit yang mengkhawatirkan. Meski demikian, dinas tetap membawa peralatan dan obat ternak lengkap. Tak hanya kesehatannya, nafsu makan ternak juga cukup baik.
“Kami berharap erupsi tahun ini tidak sampai berdampak parah seperti 2020 silam,” harapnya.
Saat itu, sejumlah ternak di Dukuh Tlogomulyo dan Tlogolele, Desa Tlogolele terkena infeksi pernafasan. Pihaknya lalu melakukan penyisiran dan menemukan hampir seluruh ternak mengalami batuk-batuk.
“Ada 200 lebih ternak yang sudah mengalami tanda-tanda gangguan pernafasan,” katanya.
Pihaknya juga sudah meminta kepada kades di desa terdampak abu Merapi agar secepatnya menyampaikan ke dinas jika ada keluhan warga terkait kesehatan ternaknya. Tiga desa tersebut adalah, Jrakah, Klakah dan Tlogolele yang semuanya masuk Kecamatan Selo.
“Jangan menunggu ternak sakit parah, secepatnya dilaporkan kalau ada tanda infeksi saluran pernapasan,” lanjutnya.
Ditambahkan, dampak abu vulkanik tak hanya menyerang saluran pernafasan saja. Namun juga bisa berdampak pada system pencernaan ternak. Karena jika pakan hijau tidak dicuci terlebih dahulu maka akan ada abu yang menempel.
“Jika dikonsumsi ternak bisa memicu terjadinya kolik atau nyeri pada usus. Imbasnya akan membuat diare pada ternak,” terangnya.
Namun demikian, diakui bahwa masyarakat sekarang ini sudah lebih pinter. Peternak biasanya akan mencuci hijauan pakan ternak diair mengalir, sehingga abu vulkaniknya hilang. Baru kemudian hijauan diberikan kepada ternaknya.
“Cara ini bisa mengurangi dampak negatif pada ternak,” tutupnya. Waskita