JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

17 Warga Wonogiri Terserang Leptospirosis

Petani, PPL, dan TNI melakukan gropyokan tikus, Kamis (1/2/2018).
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kendati baru berjalan belum ada tiga bulan, nyatanya pada tahun 2023 ini sudah ada belasan warga Wonogiri terserang leptospirosis.

Informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Wonogiri, sejak awal tahun 2023 hingga pertengahan Maret 2023 ada temuan 17 kasus leptospirosis di Wonogiri.

Kasus leptospirosis itu tersebar di berbagai kecamatan. Tidak ada warga terpapar leptospirosis yang meninggal dari 17 kasus itu.

Sementara itu, di tahun 2022 Dinkes Wonogiri mencatatkan 21 kasus leptospirosis. Dari 21 kasus di tahun lalu, tidak ada warga terpapar leptospirosis yang meninggal dunia.

“Terakhir ada kasus meninggal karena leptospirosis di tahun 2021. Di tahun 2021 ada 10 kasus leptospirosis yang terlaporkan,” terang Kadinkes Wonogiri Setyarini melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo, Jumat (17/3/2023).

Kadinkes Wonogiri Setyarini melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo mengatakan pihaknya telah mendapatkan informasi tentang banyaknya kasus leptospirosis di Pacitan Jatim.

Baca Juga :  Menjaga Kebiasaan Pola Makan Teratur Setelah Ramadhan, Tetap Sehat dan Bugar

Berdasarkan informasi yang didapatnya, banyak kasus ditemukan di Kecamatan Nawangan Pacitan. Sementara di Wonogiri, daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Nawangan Pacitan adalah Kecamatan Karangtengah Wonogiri.

“Kemarin tim kita turun ke Karangtengah Wonogiri untuk meningkatkan kewaspadaan. Utamanya di Desa Purwoharjo yang berbatasan,” kata Satyawati Prawirohardjo.

Satyawati Prawirohardjo menuturkan, ada satu kasus leptospirosis yang ditemukan di Kecamatan Karangtengah.

Temuan kasus leptoslpirosis di Kecamatan Karangtengah itu leptospirosis ringan dan kasus lokal. Sudah dilakukan penyelidikan epidemiologis dan diketahui bahwa yang bersangkutan adalah petani.

“Yang bersangkutan sudah sembuh dan dipastikan bukan kasus migrasi dan bukan dari desa yang berbatasan langsung dengan Nawangan Pacitan,” ujar Satyawati Prawirohardjo.

Satyawati Prawirohardjo menuturkan, masyarakat yang tinggal perbatasan Kecamatan Nawangan Pacitan diminta untuk waspada terhadap penyakit ini.

Satyawati Prawirohardjo mewanti-wanti masyarakat untuk waspada dengan leptospirosis. Caranya dengan mengenali faktor resiko yang ada di sekitar masyarakat.

Baca Juga :  Qadha Puasa Ramadhan Bisa Dimulai dari Tanggal ini, Catat Supaya Tidak Lupa

“Pertama mengenali leptospirosis. Itu disebabkan apa sih? Itu disebabkan bakteri leptospira yang bisa ditularkan kencing tikus yang terkontaminasi bakteri itu,” beber Satyawati Prawirohardjo.

Meski begitu, tidak semua tikus membawa bakteri leptospira. Namun tetap perlu diwaspadai sebab ada tikus yang ada di sekitar.

Semisal di rumah ada banyak tikus, maka semua alat makan dan makanan dijauhkan dari jangkauan tikus. Juga bisa dilakukan penangkapan atau penjeratan tikus.

“Semisal di dekat rumah ada selokan atau got yang banyak tikus, saat dibersihkan harus pakai alat pelindung diri. Utamanya saat yang bersangkutan memiliki luka terbuka, sekecil apapun. Penularan bisa lewat luka dan lewat makanan,” tandas Satyawati Prawirohardjo.

Petani juga perlu memakai sepatu boot saat menggarap sawahnya. Petugas pengangkut sampah juga perlu memakainya dan juga sarung tangan untuk mengantisipasi terpapar leptospirosis. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com