Beranda Umum Nasional Mendag Klaim Pasar Mulai Ramai Usai Social Commerce Diatur, Pedagang: Belum Ngefek...

Mendag Klaim Pasar Mulai Ramai Usai Social Commerce Diatur, Pedagang: Belum Ngefek ke Penjualan

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan meninjau aktivitas perdagangan di Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/10/2023) | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Setelah pemerintah mengatur perdagangan di social commerce, pasar lokal di tanah air sudah mula terlihat ramai.

Demikian klaim dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), usai kunjungannya ke ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat, pada Selasa (10/10/2023) siang.

“Apabila dunia usaha di dalam negeri sudah bergairah, Indonesia bisa menjadi negara yang maju. Kalau sudah maju, kita bisa ke luar negeri ekspor,” ucap Zulhas.

Dia mengatakan pemerintah telah melakukan dua upaya. Pertama adalah mencegah barang impor membanjiri pasar di dalam negeri. Menurutnya, langkah tersebut dapat membuat produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ramai pembeli. Serta membuat iklim industri di Tanah Air berkembang.

“Kalau UMKM-nya, industrinya, atau toko-tokonya ramai nanti yang nganggur bisa kerja. Industri untung, bisa bayar pajak. Itulah negara bisa maju,” kata Zulhas.

Sebaliknya, ia mengatakan kalau produk dalam negeri tidak laku, UMKM dan Industri akan tutup dan menyebabkan masalah besar, Oleh karena itu pemerintah ngatur, tutur Zulhas, pemerintah mengatur agar jangan sampai di sini barang-barang dari impor banjir. Kalau pasar Indonesia dibanjiri barang impor, kata dia, pelaku industri dalam negeri akan tertekan dan kalah saing.

Upaya kedua, pemerintah akan memperketat masuknya impor dengan cara mewajibkan standar nasional Indonesia (SNI) untuk setiap barang impor yang dijual di Indonesia. Selain itu, barang-barang impor yang masuk harus memenuhi standar lainnya seperti sertifikasi halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga :  Sebelum Berondong Rumah Kapolres Solok Selatan, AKP Dadang Peringatkan Rekannya: Berani Tangkap, Saya Tembak!

Zulhas juga mengungkapkan pemerintah masih berdiskusi untuk menetapkan positive list barang impor. Daftar tersebut akan memuat barang-barang apa saja yang boleh diimpor ke Indonesia secara langsung.  Adapun pemerintah mengatur soal positive list ini dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Untuk produk UMKM, akan dibahas dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Kemudian, positive list barang pertanian akan dibahas dengan Kementerian Pertanian serta barang-barang lainnya akan didiskusikan dengan Kementerian Perindustrian.

Berbeda dari klaim Mendag, pedagang di Pasar Johar Kota Semarang belum merasakan dampak penutupan Tiktok Shop. Platform layanan jual beli online asal China tersebut resmi ditutup pada Rabu (4/10/2023).

Keberadaan Tiktop Shop sebelumnya dianggap memicu penjualan produk usaha kecil mikro menengah di pasar tradisional anjlok.

“Sampai sekarang belum ada peningkatan,” kata seorang pedagang Pasar Johar, Erdiyanto, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya, belum ada tanda-tanda peningkatan jumlah pembeli. Dia menyebut, biasanya saat akhir pekan pengunjung di Pasar Johar meningkat. Namun, pada Sabtu dan Ahad lalu kondisi di Pasar Johar juga masih sepi.

Baca Juga :  Konsekuensi Penggunaan AI dalam Proses Pembelajaran, Ini Warning dari Wakil Menteri Stella Christie

Pedagang jilbab tersebut mengungkapkan ketika awal muncul Tiktok Shop penjualannya menurun 45-50 persen. “Saat pertengahan sudah anjlok sampai 90 persen,” ungkap Erdiyanto.

Dia memprediksi, penjualan di pasar tradisional akan mulai meningkat dalam beberapa bulan setelah Tiktok Shop ditutup. “Normalnya mungkin sebulan atau dua bulan ke depan,” ujar dia.

Erdiyanto mengaku baru menempati kios di Pasar Johar setelah selesai direnovasi karena kebakaran. Pedagang kemudian dipindah ke kawasan Masjid Agung Jawa Tengah. Di lokasi relokasi kebakaran kembali terjadi.

www.tempo.co