Beranda Daerah Wonogiri Istilah dalam Bahasa Jawa Seputar Hujan atau Musim Hujan, Ada Blebah Ngrecih...

Istilah dalam Bahasa Jawa Seputar Hujan atau Musim Hujan, Ada Blebah Ngrecih hingga Tletik

Hujan
Ilustrasi hujan lebat. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang penting bagi kehidupan di bumi. Hujan berperan penting dalam siklus hidrologi, yaitu siklus perputaran air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi. Hujan juga berperan penting dalam pertanian, perikanan, dan sumber air.

Dalam bahasa Jawa, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hujan atau musim hujan. Istilah-istilah tersebut memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah beberapa istilah dalam bahasa Jawa seputar hujan atau musim hujan:

1. Labuh
Istilah labuh digunakan untuk menyebut musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada musim ini, langit akan mulai mendung dan sering turun hujan. Tanaman-tanaman juga akan mulai tumbuh kembali setelah mati akibat musim kemarau.

2. Rendheng
Selanjutnya ada rendheng yang digunakan untuk menyebut musim hujan. Musim rendheng ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Pada musim ini, lingkungan sekitar akan terlihat hijau dan subur.

3. Kebo-keboan
Sudah tahu istilah kebo-keboan? ini digunakan untuk menyebut hujan deras yang disertai angin kencang. Hujan kebo-keboan biasanya terjadi pada malam hari.

4. Ngrecih
Kemudian ada istilah ngrecih digunakan untuk menyebut hujan yang turun dengan intensitas rendah namun lama.

Baca Juga :  Daftar TPS Rawan di Wonogiri, Cek Dulu 16 Indikatornya

5. Deres
Kalau ini pasti sudah banyak yang paham, istilah deres digunakan untuk menyebut hujan lebat.

6. Tletik atau cletik
Sudah tahu arti tletik atau cletik? Istilah ini digunakan untuk menyebut awal turunnya hujan rintik rintik hingga menyebabkan bunyi tik..tik..tik di atas genting.

7. Kepyur
Seandainya tengah terjadi gerimis turun dengan butiran air sangat lembut, mirip hujan abu maka di sebagian masyarakat Jawa menyebutnya sebagai kepyur.

8. Kethek ngilo atau udan jilak
Istilah kethek ngilo atau udan jilak digunakan untuk menyebut hujan yang turun disertai mentari yang bersinar cukup terang.

9. Bres
Mak bres atau bres digunakan untuk menyebut hujan deras yang turun secara tiba-tiba.

10. Kebetheng atau gebetheng
Istilah kebetheng atau gebetheng mengacu pada seseorang atau sekelompok orang yang berteduh dan terjebak hujan deras dengan durasi lama sehingga tidak bisa segera melanjutkan perjalanan.

12. Kebadaran atau gebadaran
Jika ada petani yang tengah menjemur padi atau jagung lantas mendadak turun hujan dan tidak sempat mengangkat semua jemuran hasil panen tadi, kondisi itu disebut kebadaran atau gebadaran.

13. Blebah
Nah, ketika terjadi hujan yang turun sejak dinihari dan belum juga reda hingga pagi bahkan siang, maka disebut sebagai blebah.

Baca Juga :  Cara Mencegah Ulat Daun Jati Masuk ke Rumah, Bikin Kotor dan Jijik

14. Gentiyung
Digunakan untuk menyebut mendung tebal pertanda akan segera turun hujan.

Selain istilah-istilah di atas, ada juga beberapa istilah lain yang digunakan dalam bahasa Jawa seputar hujan atau musim hujan. Istilah-istilah tersebut biasanya digunakan dalam konteks tertentu, misalnya dalam pertanian atau perikanan.

Dengan memahami istilah-istilah dalam bahasa Jawa seputar hujan atau musim hujan, kita dapat lebih memahami fenomena alam ini. Kita juga dapat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi akibat hujan, seperti banjir atau longsor. Aris Arianto