Beranda Edukasi Pendidikan Siswa Baru SD Marsudirini Surakarta Diajak Mengenal Karakter St. Fransiskus Asisi

Siswa Baru SD Marsudirini Surakarta Diajak Mengenal Karakter St. Fransiskus Asisi

Para guru dan karyawan SD Marsudirini, Surakarta berfoto bersama usai memerankan fragmen cerita dalam rangka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) | Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Marsudirini Surakarta hari ke-4, para siswa diajak untuk mendalami semangat spiritualitas St. Fransiskus Asisi,  yang diikuti oleh para Suster OSF.

Kegiatan tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Visi Misi Marsudirini, Mars Marsudirini disusul dengan lagu Anti Bullying. Usai lagu, dirangkai kemudian dengan doa dan dilanjutkan dengan mendengarkan Firman Tuhan sebagi sumber kekuatan.

“Sejak dini, kepada anak-anak ditanamkan sikap-sikap yang disemangati oleh St. Fransiskus, walaupun saat ini sangatlah langka sikap itu dimiliki anak-anak zaman sekarang,  tapi harus selalu kami gaungkan terus,” papar Kepala SD Marsudirini, Surakarta, Fransisca Romana Srilani, S.Pd.

Sisca, sapaan akrab Fransisca Romana Srilani  mengatakan, dengan fragmen tentang St. Fransiskus Asisi, anak-anak sangat terbantu dalam memahami spiritualitas St. Fransiskus untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari.

“Misalnya mencintai  lingkungan dengan menjaga kebersihan, menyayangi tanaman dan hewan piaraan, serta peduli terhadap sesama yang kecil, miskin, tersingkir dan difabel,” ujarnya.

Baca Juga :  Purna Tugas di UNS, Prof Pranoto Lanjutkan Langkah di UMUS Brebes

Ciri khas St. Fransiskus Asisi, jelas Sisca, adalah sikap kerendahan hati, kesederhanaan (kemiskinan) semangat pertobatan, mencintai sesama dan alam ciptaan Tuhan melalui pekerjaan dan pelayanan.

Karakter dan semangat St. Fransiskus Asisi tersebut, menurut Sisca juga diwujudkan secara nyata SD Marsudirini yang kini sedang menuju Sekolah Inklusi. Yakni,  dengan memberikan kesempatan kepada anak yang membutuhkan pelayanan dan pendampingan lebih khusus.

Sisca menjelaskan, untuk menuju sebagai sekolah inklusi, meski dengan kuota terbatas,  pihak sekolah tentu saja tetap melalui berbagai assesmen. Assesmen awal tersebut penting untuk menentukan, apakah sekolah memang mampu memberikan layanan terbaik kepada anak-anak difabel atau tidak.

Seandainya hasil assesmen menunjukkan sekolah kami belum bisa memberikan layanan pembelajaran sesuai keadaan siswa difabel, menurut Sisca, pihak sekolah akan merekomendasikan ke sekolah atau lembaga pendidikan lain yang bisa memberikan layanan lebih pas dan tepat.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

“Tujuan kami supaya semua anak yang bersekolah di SD Marsudirini Surakarta bisa tetap terlayani dengan baik serta berkembang dalam iman dan berkarakter yang baik seturut ajaran Tuhan Yesus,” papar Sisca.  Suhamdani