SRAGEN – Aksi kenakalan pelajar di Sragen terus memantik keprihatinan. Seperti kelakuan 10 siswa SMP dan MTS di Gemolong, yang terpaksa digiring ke Mapolsek setempat, Selasa (16/1/2018) pagi.
Para siswa berusia belasan tahun itu diamankan di Mapolsek setelah terjaring razia pelajar yang digelar oleh Polsek setempat. Mereka terpaksa berurusan dengan polisi lantaran kedapatan keluyuran dan membolos saat jam efektif pelajaran.
Ironisnya lagi, saat digerebek, para siswa itu diketahui tengah nongkrong di areal pasar Terminal Gemolong. Sebagian diantaranya juga diketahui merokok. Padahal mereka semua masih mengenakan pakaian seragam sekolah.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman melalui Kapolsek Gemolong, AKP Supadi mengungkapkan penggerebekan di pimpin Kanit Sabhara Polsek Gemolong, Aiptu Tugiyanto beserta anggotanya. Penggerebekan dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Razia digelar menyusul informasi dari warga yang resah dengan adanya siswa yang sering membolos dan berkeliaran di kios pasar Terminal.
“Saat kami amankan mereka semua masih pakai baju seragam sekolah,” papar AKP Supadi.
Menurutnya, sepuluh siswa bandel itu kemudian dibawa ke Mapolsek untuk didata dan diberikan pembinaan. Di Mapolsek, mereka diberikan pembinaan supaya tidak membolos pada saat jam jam pelajaran.
“Kalian tahu nggak, seain merugikan diri sendiri dan orang tua, kebiasaan membolos itu juga berdampak tidak baik untuk masa depan kalian. Yang seharusnya belajar malah mbolos, selanjutnya di himbau untuk kembali masuk lagi ke sekolah, ” ujar AKP Supadi memberi wejangan.
Kapolsel menegaskan razia serupa akan terus digelar di lokasi yang rawan digunakan siswa membolos. Langkah itu dilakukan untuk menekan perilaku membolos dan kenakalan remaja utamanya pelajar. Selesai didata dan diberi pengarahan, 10 siswa itu kembali dilepas dan diminta kembali ke sekolah untuk mengikuti pelajaran.
“Supaya mereka tidak terjerumus pada kenakalan remaja sehingga dapat berdampak pada perbuatan yang melanggar hukum. Karena mereka adalah cikal bakal generasi penerus bangsa yang mungkin akan menggantikan kita kelak,” pungkas Supadi. Wardoyo