SRAGEN– Musibah tumbangnya pohon asem raksasa di Dukuh Gandu, Gemolong, (8/2/2018) sore ternyata diiringi kisah mistis. Menurut sejumlah tokoh masyarakat setempat, pohon berukuran raksasa berusia puluhan tahun itu disebut-sebut tumbang menyusul rencana pelebaran jalan di wilayah itu.
Boleh percaya boleh tidak, kabar berbau mistis itu memang langsung menyeruak sesaat setelah pohon besar di tepi jalan itu mendadak tumbang. Menurut masyarakat sekitar, pohon asem itu selama ini memang dikeramatkan.
Dulunya ada dua pohon asem yang berdampingan di lokasi itu dan selama ini diyakini oleh warga sebagai pasangan. Pohon asem yang tumbang dua hari lalu diyakini sebagai bapaknya sedangkan ibunya sudah mendahului tumbang beberapa waktu silam.
“Iya, kabar yang beredar di masyarakat memang begitu. Jadi yang tumbang ini yang bapaknya. Banyak yang bilang nututi pasangannya. Karena yang ibunya sudah duluan tumbang. Dua pohon asem besar itu memang sebelumnya sepasang dan dikeramatkan. Nggak ada yang berani nebang, ” papar Kapolsek Gemolong, AKP Supadi, di sela-sela evakuasi pohon besar tersebut.
Kapolsek menguraikan cerita mistis itu berlanjut hingga kini. Meski sudah lapuk dimakan usia, banyak warga meyakini tumbangnya pohon asem yang disebut asem lanang itu dikaitkan dengan rencana pelebaran jalan setempat.
“Ada yang meyakini mungkin lebih baik tumbang sendiri daripada ditebang. Wong itu ukurannya memang sangat besar. Dirangkul aja nggak nyandak, ” terang Supadi.
Meski demikian, proses evakuasi dan pemotongan pohon yang disebut keramat itu berhasil dilakukan tanpa ada gangguan. Namun petugas BPBD, Polsek bersama warga setidaknya butuh satu jam untuk menyingkirkan pohon berukuran besar itu yang sebelumnya menutup jalan.
Seperti diberitakan, pohon asem besar itu diketahui mendadak tumbang sekira pukul 15.00 WIB. Tak hanya mengagetkan warga, tumbangnya pohon juga melumpuhkan akses jalur itu lantaran pohon tumbang merintangi jalan. Wardoyo