SRAGEN– Pengamanan ekstra terhadap rombongan supporter Persebaya yang akrab disapa Bonek (bondo nekat) dan Aremania (suporter Arema FC) memang bukan tanpa alasan. Desember 2015, sebuah tragedi bentrok berdarah antara dua kelompok suporter itu pernah terjadi di dua lokasi di Sragen.
Kala itu, ribuan bonek mendadak menyerang rombongan supporter Aremania di dua lokasi yakni di areal SPBU Jatisumo, Kecamatan Sambungmacan dan Nglorog, Sragen Kota, Sabtu (19/12/2015) dinihari pukul 04.00 WIB.
Akibat insiden penyerangan sadis itu, dua orang supporter Aremania tewas bersimbah darah dan puluhan lainnya luka-luka. Tidak hanya itu, supporter bonek yang berjumlah sekitar 450 orang itu juga menghancurkan Bus Pariwisata BG 7935 RF yang mengangkut 32 suporter Aremania asal Malang yang hendak piknik ke Yogyakarta tersebut.
Mereka juga menganiaya dan merusak mobil Daihatsu Zebra AG 1275 KA yang membawa 7 Aremania asal Blitar. Insiden itu merenggur dua korban dari Aremania.
Masing-masing Eko Prasetyo (30) asal Dukuh Sebaluh RT 18/4, Pandesari, Pujon, Malang dan Slamet (24) warga Dukuh Pohgajeh, RT 4/2, Selorejo, Blitar. Eko yang berasal dari rombongan bus, tewas seketika setelah dikeroyok, diseret dan kepalanya dihantam batu besar oleh puluhan bonek.
Sedang Slamet, pengemudi Daihatsu Zebra, tewas dalam perjalanan ke RSUD Sragen setelah sebelumnya dikeroyok dan dihajar dengan besi dan roda mobil. Keduanya tewas bersimbah darah, bahkan wajah Eko nyaris sulit dikenali.
Sementara, puluhan supporter yang berada di dalam bus, mengalami luka akibat lemparan batu dan pecahan kaca. Tiga diantaranya terpaksa harus dilarikan di RSUD Sragen. Wardoyo