SRAGEN– Puluhan pedagang alun-alun Sragen kembali melanjutkan aksi menggelar demo bupati dan DPRD, Senin (26/2/2018). Sama seperti sebelumnya, mereka tetap menuntut Pemkab mengkaji ulang relokasi ke Stadion Taruna dan membolehkan kembali berjualan di Alun-alun.
Selain berorasi, mereka juga membawa spanduk bernada sindiran ke Pemkab. Diantaranya “Jangan Membuat Kebijakan Yang Menyengsarakan Wong Cilik”, “Kaji Ulang Relokasi ke Taruna” dan lain-lain.
Setelah berorasi di depan Kantor Bupati dan tak ditemui siapa-siapa, massa kembali bergerak ke DPRD. Mereka melakukan long march dan beraudiensi di DPRD. Mereka diterima secara perwakilan oleh Ketua Komisi III DPRD, Sugiyarto dan anggota. Selesai beraudiensi mereka kembali ke depan Pemkab dan melanjutkan orasi sebelum membubarkan diri.
“Intinya tuntutan kami tetap sama. Alun-alun dibuka kembali untuk berjualan. Kami sudah berjuang di Alun-alun hampir 25 tahun, baru bupati ini yang melarang jualan. Untuk apa Alun-alun dibangun bagus tapi malah mateni sandang pangane wong cilik, ” papar koordinator pedagang, Yatin Hartono.
Ketua Komisi III, Sugiyarto mengatakan relokasi adalah kebijakan bupati. Karenanya terkait aspirasi pedagang, akan ditampung dan dilaporkan ke Ketua DPRD biar ditindaklanjuti dibicarakan dengan eksekutif atau bupati untuk mencari solusi terbaik.
Senada, anggota Komisi III, Mualim Sugiyono DPRD tak punya kewenangan terkait penataan alun-alun. Namun mengingat ada pedagang yang menuntut kembali berjualan, maka Komisi III akan dirapatkan internal dan diusulkan untuk dilakukan pembahasan dengan bupati.
“Bagaimana nanti dicari solusi terbaiknya, ” tandasnya.
Sementara, Kabid Kawasan Permukiman Disperkim, Sunardjo mengatakan relokasi pedagang ke Stadion Taruna dikarenakan Alun-alun akan dibangun lebih bagus.
“Nantinya Alun-alun ditata ditambahi kursi. Kalau Stadion Taruna akan diperbaiki dengan anggaran Rp 750 juta ini sudah mulai dilelang. Nanti ditinggikan dipaving dan dikasih lampu. Nanti juga dibangun parkiran dan toilet serta kamar mandi juga, ” tandasnya. Wardoyo