KARANGANYAR– Kepergian Aji Nur Rohman, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam tragedi snorkeling di Wakatobi menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan rekan dekatnya. Tewasnya mahasiswa semester VIII asal Dusun Ngasem, RT 002/RW 008, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, itu juga menyisakan cerita soal hari-hari terakhirnya di mata keluarga.
Ayah Aji, Sulistyano mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum anaknya yang duduk di semester VIII itu meninggal. Tetapi, Sulistyano mengaku satu pekan sebelum kejadian itu dia berpikir hendak mengirim uang untuk anaknya.
“Saya heran kok anak ini belum telepon minta uang. Apa uangnya masih? Lalu saya telepon ibunya. Ibunya bilang uangnya masih. Lha kan katanya mau pulang naik pesawat. Saya ngarep-ngarep kok enggak minta uang,” ungkap dia.
Hal senada disampaikan paman Aji, Sumino. Dia bercerita bahwa Aji sering berkomunikasi dengan dirinya. Komunikasi tentang kabar selama di Wakatobi.
“Sering WA-nan dengan saya. Saya tanya kabar, saya kasih saran supaya sopan di tempat orang. Jangan lupa ibadah. Jauh dari orangtua. Dia itu anak baik. Tapi memang penampilannya gondrong. Kan anak mapala. Sepekan sebelum kejadian itu sempat video call dengan adiknya. Tapi saya kurang tahu mengobrol soal apa,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan dua orang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, salah satunya Aji, meninggal saat melakukan snorkeling di perairan Sombu Dive, Kecamatan Wangi-wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (26/2/2018) siang.
Dua mahasiswa ini diketahui melakukan snorkeling bersama tujuh rekannya yang lain sekitar 10 meter dari dermaga Sombu Dive tanpa pemandu (guide).
Sembilan mahasiswa tersebut adalah Rori, Gina, Naim, Okgy, Adit, Gama, Frida, Aji, dan Fadlan.
Kejadian itu bermula ketika sembilan mahasiswa ini melakukan sekitar pukul 12.00 WITA, namun karena gelombang pasang, mereka terpisah.
Akibatnya, Aji (20), mahasiswa semester 7 dan Fadlan (20) yang berasal dari Medan tidak bisa berenang ke dermaga karena kelelahan melawan arus.
Sementara ketujuh mahasiswa lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju dermaga Dive Sombu.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Wakatobi AKBP Hadi Winarno mengatakan, dua korban yang meninggal tersebut diduga tenggelam.
“Yang lainnya sementara dalam penanganan medis karena ada beberapa yang shock dan tetap kita pantau perkembangannya. Sayangnya mereka snorkeling tanpa didampingi instruktur,” tutur Hadi Winarno. Wardoyo