KARANGANYAR– Warga Perumahan Fajar Indah Colomadu, Karanganyar mendesak agar Pemkab menutup lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di tepi Jalan Permata Timur, tepatnya di Perumahan Fajar Permata. Pasalnya keberadaan TPS yang belakangan makin menggunung sampahnya itu sudah semakin meresahkan warga perumahan terutama dampak bau dan lalat yang ditimbulkan.
Keluhan itu disampaikan beberapa tokoh masyarakat di perumahan tersebut, Senin (5/2/2018). Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , intinya mereka meminta Pemkab segera menutup TPS di dekat perumahan itu.
“Sebenarnya sudah lama kami warga perumahan keberatan bila tempat sampah tersebut dijadikan tempat pembuangan sementara. Tetapi sampai sekarang nggak pernah direspon. Malah jadi tempat pembuangan sampah satu kelurahan,” papar Anton, salah satu tokoh Perum Fajar Indah, Senin (5/2/2018).
Celakanya lagi, kata dia, jumlah sampah yang dibuang kian hari kian bertambah seiring dengan makin banyaknya penduduk yang membuang sampah kr TPS itu. Ia mencatat setidaknya rata-rata setiap hari ada 5-10 gerobak sampah yang dibuang ke TPS.
Jumlah itu belum ditambah sampah-sampah buangan dari warung makan, penjual sayuran dan pedagang lain yang juga menjadikan TPS itu sebagai pembuangan.
“Bisa dibayangkan, bagaimana kondisinya. Kami yang akhirnya kena dampaknya. Sekarang apalagi musim hujan, baunya minta ampun. Dan yang jelas lalat makin banyak masuk perumahan sampai ular pun mulai masuk ke lingkungan perumahan, ” tuturnya.
Warga lain, Wisnu menambahkan dengan problem itu, jelas meressahkan warga dan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan. Pihaknya berharap Pemkab bisa membuka mata untuk merespon keinginan warga menutup dan memindahkan lokasi TPS.
“Kami yakin penutupan TPS itu mungkin akan ditentang warga yang selama ini memanfaatkannya. Tapi apakah adil ketika mempertahankan sesuatu yang dimanfaatkan sebagian orang tapi menyengsarakan sebagian yang lain, ” tukasnya.
Bersama warga lain di perumahan itu, pihaknya akan berjuang agar pemkab bisa mengupayakan penutupan. Hingga berita ini ditulis, pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Karanganyar belum bisa dimintai konfirmasi. Wardoyo