
SRAGENโ Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan seorang oknum guru di sebuah SD di Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong berinisial SW (55) memunculkan data baru. Dari keterangan korban, aksi bejat guru uzur itu diduga dilakukan tidak hanya pada satu siswi namun korbannya mencapai 13 siswi.
Hal itu disampaikan Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen, Sugiarsi, Sabtu (24/4/2018). Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia mengatakan dari keterangan korban sebut saja Mawar (11), aksi tak senonoh yang dilakukan gurunya itu dialami juga oleh korban lain. Pasalnya kasus pencabulan itu disebut dilakukan pelaku sejak 2010 hingga sekarang.
โDiperkirakan ada 13 siswi yang menjadi korban. Dari keterangan ibu korban saat kami terapi kemarin, banyak yang sudah dibegitukan. Ada 13an anak. Bahkan ada yang sudah lulus dan kerja juga, โ papar Sugiarsi.
Ketidakberanian korban untuk melapor karena takut dan malu, adalah faktor yang kemudian membuat pelaku makin ketagihan dan melakukannya ke siswi.
Menurut Sugiarsi, perbuatan bejat guru itu dilakukan di sekolahan dan makin liar karena dilakukan di kamar mandi sekolah, di kelas bahkan di setiap tempat yang ada celah kesempatan ia melakukan.
โNggak pandang lokasi dan waktu. Kata korban di mana ada kesempatan di situ pelaku melakukan pencabulannya, โ terangnya.
Bahkan saking traumanya dan nggak tahan menjadi pelampiasan nafsu bejat sang guru, Bunga akhirnya memilih berhenti sekolah sejak tahun 2018 ini. Padahal siswi manis itu sudah duduk di kelas V dan tinggal satu tahun lagi menamatkan bangku SD.
Atas kasus itu, Sugiarsi mendesak Polres Sragen segera bertindak tegas. Sebab hingga kini pelaku masih belum ditahan.
โTakutnya korbannya makin banyak, โ jelasnya.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman mengatakan saat ini masih dilakukan pendalaman dan penyelidikan atas kasus tersebut. Wardoyo