JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Akademia

Ciptakan Permen Jelly Obati Kanker Payudara, Mahasiswi UMS Raih Perak Inovasi Internasional

Wimmy Safaati Utsani, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) peraih medali perak
   
Wimmy Safaati Utsani, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) peraih medali perak

 

SUKOHARJO–Prestasi membanggakan diraih oleh mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wimmy Safaati Utsani. Mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Gigi UMS tersebut meraih medali perak pada ajang kompetisi Inovasi Teknologi Internasional yang berlangsung di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung belum lama ini.

Dalam kompetisi tersebut, Wimmy yang masih duduk di bangku kuliah jurusan Kedokteran Gigi semester 6 ini mengajukan karya berupa permen jelly untuk mengobati kanker payudara.

Wimmy, anak kedua dari pasangan Sadiman dan Sutiah itu mengatakan, jelly ciptaannya dibuat dari hasil perebusan daun sirsak yang dicampur gula rendah kalori, agar-agar, asam sitrat dan air.

“Awalnya, racikan itu dibuat dan menghasilkan satu botol ukuran 600 ml. Satu botol sebesar itu menghasilkan 30 biji permen jelly. Produksi untuk 30 biji permen Jelly menghabiskan biaya sebesar satu dollar USA atau Rp 13.500,” ungkapnya.

Ia mengakui, sejauh ini pembuatan permen jelly untuk mengobati kanker payudara itu hanya sebatas membuat produk, belum sampai pada seberapa dosis yang musti diminum bagi pasien penderita kanker payudara. “Untuk dosis diperlukan penelitian lebih lanjut,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, latar belakang penciptaan produk permen jelly tersebut, selama ini penderita kanker payudara dalam pengobatannya memerlukan apa yang disebut kemoterapi. Dalam kemoterapi memerlukan biaya mahal dan sering terjadi efek-efek samping yang timbul saat pengobatan kemoterapi.

Untuk itulah berdasarkan hasil kajian dan referensi, Wimmy mencoba mencari alternatif secara herbal dengan memanfaatkan daun sirsak yang mudah didapat dan murah harganya. Khasiatnya pun tinggi berdasarkan penelitian sebelumnya, bahkan 10.000 lebih kuat dibanding kemoterapi.

Kompetisi Internasional tersebut diikuti berbagai Negara seperti USA, Malaysia, Korea Selatan, Srilangka, Jepang dan sebagainya.(Triawati Purwanto)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com