Cukup banyak keunikan yang ditampakkan melalui wujud makhluk hidup dan di luar kebiasaan. Salah satunya adalah yang ditampakkan pada bocah ini. Seorang bayi laki-laki terlahir dengan sebuah tanda lahir langka, di mana rambut bagian tengahnya tampak berwarna putih, sementara bagian lainnya tetap hitam.
Dialah Josiah Barnes, satu di antara 40 orang di keluarganya yang juga memiliki kondisi langka ini. Disebut Mallen Streak, sebuah kondisi yang juga disebut poliosis, yang juga ditandai dengan kurangnya pigmen pada rambut.
Ibunya, Latrece Barnes yang juga memiliki rambut puth di tengah kepalanya mengungkapkan, sekitar 40 kerabatnya termasuk paman, bibi, sepupu, saudara kembarnya, dan juga putri pertamanya memiliki kondisi serupa.
Kondisi ini telah dialami turun temurun. Keluarga mereka menyebut, ciri turun temurun ini disebabkan oleh ‘ciuman dari malaikat’ dan dianggap membawa keberuntungan.
“Ini benar-benar unik, dulu kami harus menutupi rambut putih Josiah saat kami keluar rumah agar tak menarik perhatian.
Karena orang biasanya akan bertanya apakah aku mengecat rambutnya saat masih bayi. Meskipun aku pun akan mengatakan, ‘Tidak, ini adalah tanda lahir’,” kisah wanita asal Atlanta, Georgia ini.
Banyak orang yang mengatakan belum pernah melihat yang seperti itu.
“Saya bertemu dengan orang-orang di Georgia yang memilikinya, sekitar sembilan dari sepuluh mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan,” tandas Latrece.
Ibu berusia 34 tahun tersebut mengungkapkan, ia tak tahu dari mana asalnya. Tapi, sang nenek dan kakeknya pun memilikinya.
“Putri saya memiliki lima helai rambut putih, dan streak saya berukuran sekitar setengah dari milik Yosia.
Sebagian besar kami memiliki sepetak kulit di dahi, dan sepetak rambut putih di tengah di bagian atas kepala,” imbuhnya.
Beberapa dari keluarga mereka yang mewarisi streak juga memiliki bercak putih yang tampak seperti vitiligo.
“Tergantung di mana malaikat menciummu,” katanya.
Banyak orang yang mengatakan, ini adalah keberuntungan yang baik dan anak-anak kami telah dihampiri malaikat. Kendati demikian, Latrece mengatakan tumbuh dengan kondisi ini cukup sulit.
“Mereka menyebut kami mirip seekor sigung.
Namun, seiring bertumbuhnya usia, kami menyadari bagus juga untuk tampil berbeda,” lanjutnya.
Latrece menambahkan, seorang sepupunya yang juga lahir dalam kondisi sama tak tahan dengan kondisi ini dan memilih mengecatnya.
“Saya memiliki sepupu yang mewarnai rambut mereka karena tidak menginginkannya.
Tapi, saya mencintai ini dan benar-benar mengakuinya sekarang,” pungkas Latrece.