Beranda Umum Nasional Mengapa  Koruptor Bermunculan Bak Jamur di Musim Hujan? Ini Kata Kata Kapolri

Mengapa  Koruptor Bermunculan Bak Jamur di Musim Hujan? Ini Kata Kata Kapolri

Ilustrasi/Tribunnews

JAKARTA –  Ada warna baru dalam Pilkada tahun ini. Sayangnya, warna tersebut cenderung hitam.  Pasalnya, ada beberapa calon kepala daerah yang akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Mengapa  itu bisa terjadi, ini kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Menurut Tito, biaya Pilkada yang terlalu tinggi menjadi salah satu pemicu lahir dan maraknya calon-calon koruptor baru. Menurut pandangannya, sistem ini melahirkan calon-calon koruptor.

Ia pun mengatakan tak akan ada yang berani menjadi bupati hingga gubernur lantaran gaji yang diterima selama 5 tahun menjabat tak setara dengan biaya yang dikeluarkan saat kampanye.

“Jadi bupati kalau nggak (punya) Rp 30 sampai Rp 40 miliar, nggak berani. Jadi gubernur kalau di bawah Rp 100 miliar nggak berani,” ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).

Baca Juga :  Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Menurun, Ini Analisis Komisi II DPR

Dengan seperti itu, Tito merasa sistem saat ini sama saja dengan menggiring serta menciptakan para koruptor. Ia juga menilai perlunya pengamatan pada calon kepala daerah petahana, karena dimungkinkan ada modus-modus operandi kecurangan saat pilkada.

Di antaranya petahana melakukan intervensi terhadap aparatur sipil negara atau pegawai negeri sipil (ASN/PNS). Contohnya, melalui anggaran KPUD, calon petahana dapat ‘memainkan’ anggaran untuk penyelenggaraan pemilu.

“Pemda kita harapkan netral dan berikan anggaran. Ini pun anggaran bisa tarik-menarik. Yang kira-kira punya mau dukung, apalagi kalau petahana-petahana. ‘Dukung saya nggak? Kalau dukung, pengajuan kamu 100 persen saya penuhi,” katanya.

Baca Juga :  Jokowi Absen di HUT Golkar, Presiden Prabowo Merasa Nyaman dengan Kehadiran Puan Maharani

www.tribunnews.com