SRAGEN- Sebagai salah satu komunitas media sosial terbesar di Sragen, Kumpulan Wong Sragen (KWS) makin menunjukkan eksistensinya sebagai komunitas paseduluran dan silaturahmi warga Sragen di berbagai penjuru dunia.
Namun ternyata keberadaan KWS tak lepas dari sosok pria yang satu ini.
Dia adalah Joko Sutrisno, pria berusia 42 tahun yang akrab disapa Wong Ndheso itu merupakan sosok yang tak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya KWS.
Pria sederhana pehobi olahraga itu tinggal di Wonotolo, Gondang. Saat KWS menyambangi kediamannya Rabu (18/4/2018), ia tampak santai ditemani sang istri, Tri Hastuti.
Pasangan ini dikaruniai seorang putri dan dua orang putra. Di sela perbincangan, Joko menceritakan perjuanganya menggagas KWS, tak lepas dari usaha rekan-rekan yang ada di Sragen saat ia masih berada di Malaysia.
“Ya seperti Mas Darmin, Bunda Mey Wulan, Mas Arman, Mas Dicky, Mas Parno Perot, Mas Frans Haidar, Mas Mawan, Mbak Fitri juga Ibu Paulina. Karrna beliau- beliau lah KWS berdiri dan ada di Bumi Sukowati,” tuturnya.
Seperti yang diutarakan Buda Mey Wulan, KWS dirintis lewat kopdar pertama pada pertengahan tahun 2013 tepatnya di alun-alun Sragen bagian barat. Awalnya Kopdar dihadiri hanya sembilan orang.
Hingga kemudian berlanjut ke Kopdar resmi pada tanggal 15 agustus 2013 di Aula Ketahanan Pangan Sragen.
“Sampai akhirnya saat ini KWS mampu bertahan. Jika majapahit punya patih Gajah Mada dan PMI punya Henri Dunants, maka sudah sepantasnya KWS menobatkan Pak Joko Sutrisno sebagai Bapak KWS. Karena beliaulah yang menggagas dan merintis sejarah berdirinya KWS hingga bisa eksis menyatukan warga Sragen dari berbagai penjuru dunia,” papar Humas KWS, M Put Iswahyudi mewakili Ketua KWS, Agus Widhi Raharjo. Wardoyo