JOGJA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggunakan metode Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Ujian Nasional (UN) SMP 23 – 26 April 2018.
Apa yang dimaksud dengan HOTS? Dikutip Tribunjogja.com dari laman Stephen F. Austin State University, metode Higher Order Thinking Skills membuat seseorang berpikir berpikir lebih dalam dari sekadar menyajikan kembali fakta.
Alice Thomas dan Glenda Throne dalam artikel berjudul ‘How to Increase Higher Order Thinking’ (2008) mengatakan metode ini membawa seseorang ke level yang lebih tinggi dari sekadar menghafal atau menceritakan kembali.
Kemampuan ini ditentukan dari Taksonomi Bloom, yang mengategorikan dalam beberapa tingkat pemikiran. Tingkat pemikiran Taksonomi Bloom dari tinggat rendah ke tinggi adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Lalu, bagaimana HOTS dipelajari di sekolah? Untuk menerapkan HOTS, siswa tidak hanya harus memiliki pengetahuan dasar dan pemahaman konsep, namun juga dapat menerapkan apa yang mereka pelajari melalui aktivitas sehari-hari.
Caranya, Guru akan mengajak siswa untuk berpikir kritis. Siswa akan dapat mempelajari bagaimana dirinya bertindak, disiplin diri, pengawasan diri, dan koreksi diri. Project dan tugas adalah satu di antara aktivitas untuk menantang siswa mempertajam pemahaman mereka.
Siswa datang dengan data, alasan, dan bukti yang memperkuat pemikiran mereka, menentukan sudut pandang dan perspektif, mempertimbangkan implikasi dan konsekuensi, dan mengevaluasi konsep.
Sementara itu, bobot poin untuk HOTS adalah 10 sampai 15 persen dari total jumlah soal UN yang diujikan. Mungkinkah Indonesia menerapkan metode tersebut, kita tunggu saja hasilnya.