Beranda Umum Internasional Anak Sopir Bus Ini Terpilih Jadi Menteri Dalam Negeri Inggris

Anak Sopir Bus Ini Terpilih Jadi Menteri Dalam Negeri Inggris

Tribunnews

LONDON – Minoritas Muslim di Inggris ternyata memiliki hak dan peluang yang relatif sama di bidang pemerintahan. Buktinya,  Sajid Javid menjadi politisi pertama dari keluarga Muslim yang ditunjuk sebagai menteri dalam negeri Inggris.

Dia juga merupakan politisi pertama dari etnik minoritas yang menduduki posisi tersebut.
Javid menggantikan Amber Rudd yang mengundurkan diri setelah kedapatan berbohong soal target imigrasi.

Tekanan terhadap Rudd meningkat setelah pemerintah Inggris dituduh bersikap tidak manusiawi dengan mendeportasi pendatang dari kawasan Karibia yang telah berada di Inggris selama beberapa dekade.

Alasannya, mereka tidak memiliki dokumen yang lengkap. Para pendatang tersebut berhak untuk menetap di Inggris, namun kementerian dalam negeri tidak memiliki data diri mereka secara keseluruhan.

Kasus ini di Inggris biasa disebut skandal Windrush, mengacu pada nama kapal yang dipakai untuk mengangkut para pendatang dari Karibia ke Inggris.

Dalam sesi tanya jawab dengan anggota parlemen, Javid berjanji untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga :  Demi Lindungi Anak-anak, Pemerintah Australia Larang Perusahaan Platform Digital Beri Akses untuk Anak di Bawah 16 Tahun

“Kasus ini semestinya tidak muncul, saya akan mengambil langkah apa pun untuk mengatasinya,” ujarnya.

Javid relatif belum lama berkarier di panggung politik Inggris. Dia masuk parlemen pada 2010, di mana sebelumnya dia sukses sebagai bankir.

Politisi berusia 48 tahun ini merupakan putra dari pengemudi bus kota bernama Abdul yang pindah ke Inggris dari Pakistan pada 1961.

Korban tindak rasisme Abdul hanya membawa uang satu poundsterling ketika tiba di Inggris.

“Ayah saya berasal dari satu desa kecil di Pakistan dan merantau ke Inggris pada usia 17 tahun.”

Dia menetap di Rochdale dan menjadi pekerja di pabrik pemintalan. Kemudian, dia menjadi sopir bus kota karena tawaran gaji yang lebih baik,” kata Javid.

Kisah keluarga Javid mirip dengan Wali Kota London, Sadiq Khan, yang ayahnya juga pernah menjadi pengemudi bus kota.

Meski di masa lalu dia mengaku pernah menjadi korban tindak rasisme, dia tetap menyebut Inggris sebagai salah satu negara yang paling toleran.

Baca Juga :  Demi Lindungi Anak-anak, Pemerintah Australia Larang Perusahaan Platform Digital Beri Akses untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Javid mengikuti jejak Sayeeda Warsi yang menjadi pejabat tinggi pemerintah Inggris dari keluarga Muslim.

Warsi pernah menjadi sebagai pejabat senior di Partai Konservatif dan menteri untuk urusan agama dan kemasyarakatan.

Dia mundur pada 2014 untuk menetang kebijakan pemerintah Inggris terkait konflik di Gaza. # Tribunnews