SEMARANG- Nama Sragen kembali berbicara di tingkat nasional. Salah satu pengusaha sekaligus pakar peternakan kelahiran Gemolong, Sragen, Tri Agus Bayuseno mendapat kehormatan untuk tampil sebagai pembicara dalam Seminar Nasional Safety dan Halal 2018.
Seminar Nasional itu diprakarsai oleh Pusat Kajian Halal Universitas Diponegoro (Undip) yang berlokasi di Undip Semarang, Kamis (26/7/2018). Tak tanggung-tanggung, meski berlatarbelakang pengusaha ternak, Bayu didaulat menjadi pembicara di seminar yang dihadiri praktisi pendidikan, pengusaha berbagai daerah hingga mahasiswa dari perwakilan perguruan tinggi di seluruh Jawa.
Melalui rilis pers yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , pengusaha yang akrab disapa Bayu TAB itu mengatakan dirinya diundang sebaga pakar usaha di bidang peternakan sapi yang sudah mengantongi sertifikasi halal di semua proses.
“Kebetulan anak perusahaan PT Widodo Makmur yang kami kelola itu salah satunya bergerak di bidang rumah pemotongan hewan (RPH) yang menerapkan sistem modern dan bersertifikasi halal. Jadi semua proses mulai dari pengadaan sapi, proses pemotongan sampai pengemasan dan pengiriman semua harus dilakukan secara benar dan terjamin kehalalannya,” paparnya seusai agenda.
Lebih lanjut, Dirut PT Widodo Makmur Perkasa yang berdomisili di Gemolong, Sragen itu mengatakan seminar nasional itu memang diprakarsai oleh Undip Semarang. Dalam paparannya, ia lebih menekankan bagaimana pentingnya menjaga konsistensi pelaku usaha peternakan untuk menerapkan proses yang halal mulai dari awal hingga akhir.
“Jika proses dan tekniknya dilakukan dengan halal maka produk yang dihasilkan juga akan terjamin kehalalannya. Seperti daging sapi pun, pemotongannya harus dengan teknik yang halal dan bukan asal potong. Karena kalau sampai salah teknik memotong, misalnya belum sampai mati sudah dikuliti, nantinya produk daging yang dihasilkan pun akhirnya akan menjadi tidak halal,” jelasnya.
Ia berharap pengalaman dan teknik menjaga kehalalan pangan yang ia miliki itu bisa diimplementasikan oleh pengusaha maupun praktisi pendidikan di daerah lain. Sehingga keinginan pemerintah untuk memberikan jaminan produk halal dalam mendukung ketahanan pangan bisa terwujud. Wardoyo