SRAGEN- Sejumlah korban kecelakaan truk rombongan besuk yang terguling di Jalan Raya Paldaplang-Tangen, tepatnya di Gunungsari, Plumbon, Sambungmacan Rabu (29/8/2018) malam menuturkan truk melaju dalam kecepatan tinggi. Tidak hanya itu, truk juga dirasakan sempat oleng dan goyang sekitar 100 meter sebelum kemudian terguling.
“Waktu mau sampai lokasi, truk itu jalannya sudah nggak wajar. Hoyak-hayik (oleng). Nyopire banter, nggak ada ngerem. Situasi jalan sepi nggak nyalip dan nggak papasan dengan kendaraan lain. Setelah oleng langsung ngguling,” ujar Sutono (46) warga Nglaran RT 26, Gabus, Ngrampal ditemui di RSUD Sragen, Rabu (29/8/2018) malam.
Sutono yang mengalami luka di bagian kaki, tangan dan kepala diperban itu menuturkan dirinya naik di bak bagian belakang.
Saat truk terguling, tubuhnya terpental keluar dan tertumpah ke jalan. Ia mengalami luka di bagian kepala, tangan dan kaki akibat terbentur di badan jalan.
Sementara, korban lain, Sutini (50) warga RT 27, menuturkan dirinya dan beberapa warga perempuan duduk di bagian bak agak depan dan tengah.
Saat truk terguling, ia tidak ikut tertumpah namun tertindih penumpang lain yang ada di sebelah kiri.
“Truknya ngguling ke kanan. Yang wedok-wedok ada di tengah depan dan nggak ikut mlesat. Masih di dalam truk, tapi ketindihan yang lain. Dada saya masih sesak karena ketumpukan yang lain,” tuturnya.
Sutini memastikan truk tidak dalam kondisi kelebihan muatan. Sebab jumlah penumpang yang di truk hanya sekitar 50an. Rombongan baru saja membesuk Mbah Warsi (80), warga Nglaran RT 27 yang sudah tiga hari dirawat di RSUD Sragen.
Biasanya jika besuk warga di rumah sakit, penumpangnya justru lebih dari 50an. Namun, ia menyampaikan jika pengemudi truk yakni Suparlan (41) memang bukan pengemudi yang biasa disewa warga untuk mengantar besuk. Menurutnya, saat mendekati lokasi kejadian, truk memang dipacu sangat kencang dan ngebut.
“Sopire memang nggak biasanya bawa truk. Dia biasanya nyopir kijang. Sebelum kejadian, truk memang sudah oleng kiri kanan dan akhirnya ngguling ke kanan dan numplak di jalan. Penumpang yang dipinggir itu tumpah ke jalan. Wis pating blesah. Waktu ngguling, sudah nggak karuan. Rahayune sih selamat Mas,” terangnya.
Sutini tak mengalami luka fisik. Dia akhirnya hanya dirawat jalan setelah mengalami keluhan dada sesak akibat tertindih penumpang lain.
Ia mengaku sama sekali tak ada firasat bakal kecelakaan. Sementara, Suti (45) korban asal Nglaran RT 27 juga mengalami dada sesak karena tertindih penumpang lain.
Ia menuturkan sesaat sebelum terguling, truk memang melaju kencang tak wajar. Saat truk terguling, semua penumpang menjerit panik.
“Saya pas ngguling itu sudah nggak kelingan apa-apa. Tahu-tahu dada sudah sesak ketindihan banyak di atas. Nggak ada firasat apa-apa, wong biasanya besuk ke rumah sakit juga rombongan banyak dan naik truk. Ndelalahe truknya bukan truk biasanya dan sopirnya juga beda. Bukan sopir yang biasa disewa untuk mbesuk. Nggak tahunya malah begini,” tuturnya. Wardoyo