WONOGIRI-Gratis alias tanpa berbayar. Itulah kursus bahasa Inggris yang diselenggarakan Arianto (27), warga Lingkungan Jamban RT 1 RW 11, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Eromoko, Wonogiri ini.
Dia sama sekali tidak menarik bayaran dari para peserta kursus. Semua dilaksanakan dengan ikhlas atas dasar prinsip hidup bermanfaat bagi orang lain.
“Apapun yang saya bisa, akan saya berikan ke orang lain. Kebetulan saya terbiasa berbahasa Inggris baik dalam lingkungan kerja maupun pergaulan saat tinggal di Jakarta. Jadi saya memberikan kursus bahasa Inggris gratis kepada siapa saja yang bersedia belajar,” ujar dia yang ternyata saat ini tengah berjuang memerangi penyakit tumor otak, Rabu (13/9/2018).
Dia mengaku belum banyak peserta kursus gratis di rumahnya itu. Namun lambat lain semakin bertambah seiring metode praktis percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris yang dia terapkan.
“Saya pernah jadi salesman, manager HRD, supervisor, roomboy, security saat di Jakarta. Semua pekerjaan itu menuntut saya menguasai bahasa Inggris. Kalau sekarang saya bekerja di sebuah perusahaan cat meskipun tidak terlalu aktif lagi,” tutur putra sulung empat bersaudara pasangan Almarhum Jawoh-Sumarsini tersebut.
Dia mengaku memegang prinsip bermanfaat bagi orang lain. Dia enggan menyusahkan orang lain, meskipun keluarga sendiri. Termasuk saat melaksanakan seabrek kegiatan di rumahnya seperti mencuci dan lainnya.
Setelah penyakit tumor otak menggerogoti otak kanannya, beberapa bagian tubuh kirinya susah digerakkan. Misalnya tangan dan kaki. Namun demikian, dia tidak pernah merasa sakit pada bagian kepala maupun anggota badan lainnya.
“Tapi buka masalah bagi saya. Saya yakin bahwa sakit ini adalah ujian untuk naik derajat, entah derajat di dunia atau di akhirat kelak. Selagi bisa, akan saya lakukan sendiri, ini motivasi untuk untuk sembuh,” tutur pria yang lantaran sakitnya itu pernah turun berat badan dari 60 menjadi 35 kilogram.
Vonis tumor otak kali pertama dikeluarkan RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Selanjutnya diperkuat hasil medis yang lebih akurat di rumah sakit Jakarta. Tumor itu, jelas dia, disebabkan toksoplasma.
“Pemicunya junk food juga sushi, dulu saya memang penggemar junk food dan sushi, hampir setiap hari makan. Tapi sekarang sudah sangat membatasi,” jelas dia.
Kini dia sebulan sekali mengambil obat ke RSUD Wonogiri. Biaya pengobatan sementara ini dikaver perusahaan. Tumor di otak kanannya kini sudah semakin mengecil. Aris Arianto