MADIUN – Rumah LC Cantik, Rini Puspitawati (26), mendadak dipenuhi warga datang melayat. Sempat tersiar kabar, Rini yang mengendarai Honda CRV dan mengalami kecelakaan maut bersama pria selingkuhannya di Sarangan, meninggal dunia.
Sontak kedatangan para warga yang melayat itu membuat kaget pihak keluarga. Sebab, kondisi Rini yang sempat terjun ke m jurang sedalam 200 meter, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (13/10/2018), justru semakin membaik.
Kakak korban Wiwik (33) membenarkan jika adiknya dikabarkan meninggal dunia di media sosial.
“Iya saya juga mendengar, itu berita bohong, Rini baik-baik saja. Kondisinya sudah stabil cuma belum sadar,” kata Wiwik yang sudah tiga hari menemani adiknya yang dirawat di RSUD dr Soedono, Rabu (17/10/2018) siang.
Dia mengatakan, pada hari saat terjadinya kecelakaan, banyak tetangganya yang datang ke rumah untuk melayat.
Para tetangga di sekitar runahnya, mendapat kabar dari media sosial, pemandu lagu itu tewas dalam kecelakaan itu.
“Tetangga tahunya juga tahu dari media sosial. Malam hari waktu kejadian, rumah saya penuh dengan tetangga mau melayat, padahal Rini masih hidup. Sudah, akhirnya setelah dijelaskan pulang semua, tapi keesokan harinya kembali lagi. Pagi harinya sudah banyak orang berdatangan untuk melayat, padahal keluarga sedang menjaga Rini di rumah sakit. Tidak ada pihak keluarga yang mengatakan Rini sudah meninggal, tapi di rumah sudah banyak orang, sudah geger. Nggak tahu dapat kabar dari mana,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sabtu (13/10/2018) telah terjadi kecelakaan tragis yang melibatkan satu unit Honda CR-V gres keluaran tahun 2018.
Mobil bercat putih dengan nopol T 1201 EJ terjun ke jurang Sarangan sedalam 200 meter, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan pengendara Rini Puspitawati (26) dan teman pria yang diduga selingkuhannya duduk di sampingnya, Ragil Supriyanto (34) meninggal di lokasi kejadian.
Korban tewas merupakan pria beristri asal Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Blora, Jawa Tenga.
Sementara sang pengemudi wanita berasal dari Desa Semen, Kecamatan Paron, Ngawi, Jawa Timur.
