SRAGEN- Wajah Dwi Indriyani nampak begitu kesal saat keluar dari arwal parkir halaman GOR Diponegoro Sragen, Selasa (30/10/2018) petang. Belum sempat ditanya, perempuan muda asal Karanganyar yang barusaja selesai mengikuti tes CAT CPNS itu langsung menjawab aku gagal bang.
“Nilai total saya ndak nyampek 300. Udah pasti nggak lulus Mas. Di bawah passing grade,” ujarnya sembari menghampiri kakaknya yang hendak menjemputnya pulang.
Meski gagal, Dwi tetap berusaha tegar dan ingin tak larut dalam kecewa. Ia melamar formasi CPNS guru di Pemkot Solo dan medapat jadwal tes CAT di GOR Diponegoro Sragen sesi petang.
Namun ia mengaku sempat sedikit kesal ketika komputernya mendadak eror ketika ujian berlangsung. Error saat login itu berlangsung sekitar 10 menit. Akibat kendala itu, tes juga sempat molor 30 menit yang harusnya dimulai pukul 14.00 WIB, baru bisa dimulai 30 menit kemudian.
“Padahal yang deretan sebelah kanan saya juga lancar. Saat login sebenarnya sudah bisa masuk tapi waktu mengerjakan tiba-tiba komputer stag. Habis itu lancar lagi sampai selesai,” tutur lulusan S1 Bahasa Inggris itu.
Dwi juga mengakui sebenarnya soal TIU, TKP maupun TWK berjumlah 100 yang harus dikerjakan, tak terlalu sulit. Hanya saja, untuk TKP dan TIU yang soalnya panjang-panjang, menyita banyak waktu untuk membaca sehingga menguras konsentrasi.
“Soal TKP itu panjang-panjang jadi waktunya banyak tersita untuk membaca. Tapi ya sudah lah,” ujarnya legawa.
Senada, Atik Pramitasari (28) peserta asal Manyarejo, Plupuh yang keluar di sesi yang sama, mengaku juga tak lulus. Nilainya di bawah ambang batas minimal atau passing grade.
Ia menuturkan nilai TKP miliknya hanya dapat 136 sedang passing grade TKP minimal 143.
“Sudah pasti nggak lulus Mas. Nilai TKP saya jelek. Meskipun di atas 300 tetap gak lolos. Tapi kayaknya tadi banyak banget yang nggak lolos,” ujarnya.
Atik juga melamar di formasi guru Bahasa Inggris SMP di Pemkot Solo. Ia juga mengakui salah satu kesulitannya adalah mengerjakan tes Karakteristik Pribadi (TKP).
“Soal TKP itu panjang dan jawabannya mirip-mirip. Jadi bingung njawabnya, memakan waktu juga. Tapi enggak apa-apa, gagal sekarang mungkin bukan rejeki saya Mas,” katanya.
Salah satu panitia ujian dari BKPPD Pemkot Solo, Lisino Suares yang masuk tim untuk menghandel pelaksanaan seleksi sesi terakhir, membenarkan pelaksanaan ujian sesi terakhir memang harus diundur satu jam.
Hal itu terjadi karena error di sistem jaringan server dari BKN. Menurutnya kendala jaringan server itu sepenuhnya ada di tangan BKN.
Namun ia memastikan kendati mundur satu jam, para peserta tetap berhak mendapat waktu mengerjakan utuh sesuai dengan durasi yang ditentukan.
“Jadi waktu yang terbuang karena persoalan komputer itu, peserta tetap berhak dapat waktu utuh. Dia harus keluar paling akhir. Waktu ujian Solo Minggu kemarin juga harus diundur karena jaringan ada troubel. Sebenarnya ini tadi kalau dipaksakan pun enggak apa-apa tapi karena jam-jam sensitif hampir magrib, ya terpaksa diundur 30 menit. Karena akan tidak efektif begitu masuk kemudian langsung waktu magrib. Sehingga diundur sekalian dimulai habis magrib,” tandasnya.
Lisino yang juga Kabid Pemberhentian, Pengadaan dan Informasi BKPPD Solo itu juga membenarkan jika seorang peserta gagal mencapai nilai ambang batas minimal tiap aspek yakni TIU, TKP dan TWK, maka ia sudah dipastikan gugur alias tidak lolos. Wardoyo