KULONPROGO – Status tanggap darurat kekeringan di Kabupaten Kulonprogo sangat mungkin diperpanjang untuk kedua kalinya.
Pasalnya, kekeringan hingga sekarang masih melanda sejumlah wilayah di Kulon Progo. Ribuan warga di puluhan desa kesulitan mendapatkan air bersih.
Demikian sikatakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Ariadi. Menurut catatan BPBD Kulon Progo, saat ini ada 194 titik kekeringan di 30 desa dalam 8 kecamatan.
Permintaan bantuan air bersih masih terus berdatangan. Setidaknya ada 7.436 kepala keluarga (KK) warga yang terdampak.
Dari 12 kecamatan di Kulon Progo hanya empat kecamatan saja yang tak mengalami dampak yakni Wates, Lendah, Galur, dan Temon.
“Terbaru, Desa Sidoharjo di Samigaluh mengajukan permintaan bantuan air bersih belum lama ini,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulon Progo, Suhardiyana, Senin (29/10/2018).
Diakuinya, dropping air masih terus berjalan karena ada permintaan dari warga yang sangat membutuhkan.
Pihaknya telah menyalurkan bantuan sekitar 1.400 tangki air bersih selama musim kemarau ini. Persediaan yang tersisa kini sebanyak 440 tangki dan dirasa cukup untuk mengakomadasi permintaan dropping air hingga datangnya musim penghujan.
“Distribusi akan terus dilakukan sepanjang masih ada permintaan dari masyarakat,” kata Suhardiyana.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi mengatakan, tak menutup kemungkinan status tanggap darurat kekeringan di Kulon Progo bakal diperpanjang untuk kedua kalinya. #tribunnews