BOGOR – Musim penghujan perlu menjadi catatan untuk senantiasa berhati-hati. Sambaran petir menjadi salah satu yang perlu diwaspadai, karena tak jarang makan korban.
Di lapangan Walet, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat inilah, Ukar (55) tewas tersambar petir saat menonton laga sepakbola.
Menurut kesaksian anak Ukar, Firman Royani (27), jenazah ayahnya dimakamkan Minggu (18/11/2018) sekira pukul 08.00 WIB pagi.
“Ayah saya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitaran rumah,” katanya saat ditemui di rumah duka, di RT 3/3 Kampung Semplak, Kelurahan Bubulak Kecamatan Bogor Barat, Minggu (18/11/2018).
Ia menambahkan, dirinya maupun seluruh anggota keluarga sudah ikhlas atas kepergian almarhum.
Firman pun meminta agar tidak ada lagi seseorang yang mengekspos musibah yang menimpa keluarganya.
“Semua sudah ikhlas. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan,” jelasnya.
Dari Pantauan TribunnewsBogor.com, masih banyak sanak saudara serta tetangga yang datang ke rumah duka unuk mengucapkan belasungkawa.
Sebelumnya, pertandingan sepakbola di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor diwarnai insiden warga tersambar petir.
Peristiwa yang terjadi, Sabtu (17/11/2018) itu menewaskan satu orang warga dan tujuh orang luka-luka.
Sambaran petir terjadi ketika pertandingan PS Walet melawan PS Xmens Kompetisi GANS CUP 2018 digelar di Lapangan Walet, Gang Walet Rt 2/4 Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor.
Saat itu kondisi cuaca sedang buruk dan petir sering terjadi.
Satu hakim garis syok karena terkena percikan petir, Peristiwa itu terjadi ketika pertandingan baru berjalan 12 menit dengan kedudukan skor 1-0 dimenangkan PS Walet.
“Satu hakim garis bernama Jawing karena memang sangat dekat akibatnya dia mengalami syok kaki getar-getar,” ucap Panitia GANS CUP 2018, Fahrul (31) kepada TribunnewsBogor.com.
Menurut Fahrul, pertandingan sempat dihentikan 10 menit karena hujan deras. Ketika hujan mereda, kata Fahrul, panitia berdiskusi dengan kapten tim.
“Pertandingan baru berjalan 12 menit sempat kita tunda 10 menit pertama cuaca reda petir enggak ada cuaca sudah terang dan kita panggil kedua kapten mereka setuju untuk dilanjutkan,” terangnya.
Sekira pukul 16.25 WIB tiba-tiba petir menyambar, sontak para pemain langsung menunduk.
“Babak pertama petir keras saya kira pemain yang kena terus ada pemain yang teriak penonton kena,” tuturnya.
“Pas kejadian saya bilang siapkan mobil untuk bawa semua ini, tapi satu yang mengalami luka berat ini meninggal dunia, kalau yang lainnya luka ringan dan kejang-kejang, tapi sudah pada pulang, terakhir tadi baru pulang dari klinik Muhammadiyah sehabis magrib,” ujarnya.