SRAGEN- Kisah miris kehidupan mantan pejuang perang kemerdekaan menyeruak di Sragen. Suratmi, seorang pejuang veteran berusia 80 tahun, harus menerima kenyataan menghadapi sisa umurnya dengan kondisi memprihatinkan.
Ia tinggal di sebuah rumah kecil yang lebih pantas disebut gubug di Dukuh Bangan RT 1, Desa Ketro, Tanon. Selama bertahun-tahun, perempuan yang dulu pernah menjadi saksi perjuangan perang kemerdekaan itu tinggal sebatang kara.
“Kalau hujan ya trocoh (bocor) semua Mas. Kalau hujan enggak berani tidur di dalam. Tidurnya di emper (teras),” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (22/11/2018).
Suratmi menuturkan saat perang kemerdekaan RI, dirinya masih gadis. Dia bertugas mengantar makanan dan minuman untuk para pejuang di markas Sragen.
Perjalannya menjadi pengantar makanan berakhir ketika dirinya dipersunting oleh pria yang kemudian meminangnya.
“Setelah saya menikah, saya berhenti mengantar makanan ke pejuang di Sragen,” kenangnya.
Suratmi kini sebatang kara semenjak ditinggal suaminya yang berpulang beberapa tahun silam. Ia menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah dan sesekali aktivitas di sekitarnya. Kondisinya yang sudah tua membuatnya hanya bisa pasrah.
Kades Ketro, Wiratno membenarkan bahwa Suratmi tercatat sebagai veteran. Sebenarnya pihaknya pernah mengajukan agar Suratmi mendapat bantuan rehab rumah tak layak huni (RTLH) ke Pemkab namun karena statusnya veteran menjadi ganjalan sehingga pengajuan kerap tak diacc.
“Kalau enggak salah sudah kami usulkan tiga kali. Tapi karena statusnya veteran itu nggak masuk RTLH. Dulu kondisi rumahnya juga layak tapi kemudian berubah jadi enggak layak,” terangnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com