JOGJA– Berbeda dengan biasanya, Alun-alun Kidul Yogyakarta kali ini dipenuhi ratusan orang yang tengah mengantre untuk meneropong bulan. Acara ini dihelat dalam rangka Internasional Observe the Moon Night (InOMN) yang dipioniri oleh Komunitas Astronomi Penjelajah Langit. Mutiara Hayati selaku koordinator InOMN menyebutkan, acara ini dilakukan serentak di seluruh dunia saat fase bulan cembung dan tidak ada tanggal tetap.
Minimnya minat masyarakat dalam Ilmu Astronomi juga menjadi tantangan Komunitas Astronomi Penjelajah Langit untuk menjalankan misi: mengenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang dunia Astronomi. Menurut Mutiara, jika dipelajari, Astronomi itu merupakan hal yang unik dan menarik, lebih dari yang bisa dilihat dengan mata telanjang. “Kebanyakan masyarakat kurang minat dengan astronomi dan hanya mengenal astronomi sekadar bulan dan bintang,” ungkap Mutiara ditemui Tim Akademia, Minggu Malam (20/10).
Selain itu, untuk mendukung acara tersebut, Komunitas Astronomi Penjelajah Langit telah mempersiapkan dua buah teleskop dan satu binokuler yang dapat digunakan bebas oleh masyarakat untuk menikmati bulan cembung. Kedua teleskop tersebut disebut dengan Reflektor dan Refraktor. Teleskop Reflektor ini menggunakan kaca yang berfungsi untuk melihat benda langit yang lebih redup, seperti galaksi. Sementara itu, Teleskop Refraktor menggunakan lensa yang berfungsi untuk memotret benda-benda langit yang dikoneksikan dengan kamera DSLR. Sedangkan Binokuler merupakan alat yang dipakai untuk membesarkan benda jauh dengan melewati lensa dan prisma.
Miftahul Anwar, salah seorang mahasiswa ini tak mau ketinggalan untuk menjelajah langit dalam event tersebut. Ia mengaku sangat tertarik setelah mendapat informasi terkait hal tersebut dari salah satu akun di instagram. Dengan mengikuti acara ini, kata Miftahul, orang-orang bisa mengetahui dan belajar apa saja yang ada di langit dan bagaimana keadaannya. “Jarang-jarang ada acara kayak gini. Saya juga nggak pernah belajar astronomi karena bukan background program studi saya. Ini pengalaman baru,” ujar mahasiswa Pendidikan IPA tersebut.
Lebih lanjut, Miftahul Anwar menyayangkan harus menunggu beberapa waktu untuk melihat bulan dengan jelas karena cuaca Yogyakarta yang kurang mendukung. Ia berharap pula agar di acara selanjutnya bisa menambah teleskop lain supaya tidak terlalu antre.
Harapan lain diungkapkan oleh Mutiara agar masyarakat lebih aware dengan Ilmu Astronomi agar tidak tertinggal dari negara lain. # Tim Akademia UIN Suka Yogyakarta : Banu Satria Wardhana, Dhianti Rachma Yulita, Nur Aini Kencana Putri, Marlina Catur Pratiwi, Tsaqif Al Adzin Imanulloh.