JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Ombak Tsunami Selat Sunda Disebut Capai 8 Meter. Penjaga Resor Saksikan Seperti Gumpalan Awan Menerjang

Ilustrasi ombak besar (tsunami)
   
Ilustrasi tsunami

BANTEN- Gelombang tsunami dahsyat yang menerjang pantai selat Sunda wilayah Tanjung Lesung disebut mencapat delapan meter. Hal itu diungkapkan Maryana (26) salah satu penjaga resor.

Ia yang selamat dari musibah, menuturkan saat kejadian ia sedang berpatroli keliling Beach Club, Tanjung Lesung Resort saat tsunami Banten menerjang pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Saat itu tiba-tiba ia menyaksikan gelombang setinggi 8 meter yang menggulung kompleks Tanjung Lesung Resort, Pandeglang, Banten.

“Saya lihat gelombang seperti melihat awan di atas kepala,” kata Ali saat ditemui di mess karyawan di bilangan Panimbang, Banten pada Senin, 24 Desember 2018.

Dalam hitungan detik, kata Ali, gelombang tinggi tersebut menimpa dan membawa badannya tergulung-gulung.

Baca Juga :  Banjir Amicus Curiae ke MK, Pakar: Bukan Bentuk Intervensi

“Saya seperti diputar-putar. Saya masih sadar dan sempat mengambil napas saat terhempas ke atas,” ujarnya.

Ali pun tersangkut kayu. Seraya tersangkut, kayu balok juga beberapa kali menghujamnya dari belakang. Luka-luka di bagian tangan, kaki, punggung, dan dada Ali pun terlihat baru mengering akibat kejadian tersebut.

Setelah air surut, Ali sempat membawa beberapa tamu ke bukit untuk evakuasi. “Saya teriak-teriak memanggil para tamu. Ada sekitar 30 orang yang masih bisa berlari dan mengikuti saya,” ujarnya.

Ali mengatakan gelombang tinggi sempat menghempas sebanyak dua kali.

“Pertama kali itu yang gelombang setinggi 8 meter. Gelombang kedua setinggi 3 meter,” kata dia.

Setelah berhasil selamat, Ali mengaku tak memikirkan apapun. Dia hanya berlari ke rumahnya yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Tanjung Lesung Resort.

Baca Juga :  Susul Megawati dan BEM 4 Perguruan Tinggi, Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

“Saya hanya memikirkan keluarga saat itu. Enggak kepikiran sudah berlari sejauh mana sampai kaki saya kebas terkena aspal,” ujar Ali sampai menunjuk-nunjuk kakinya.

Tsunami Selat Sunda terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Dari data terbaru yang dihimpun BNPB sampai Senin siang, bencana ini menyebabkan 381 orang meninggal, 1.016 orang luka-luka, dan 57 orang hilang.

Perincian korban meninggal, luka dan hilang terdapat di tiga wilayah yaitu di Kabupaten Pandeglang, Lampung Selatan, dan Serang. Di Kabupaten Pandeglang daerah yang terdampak parah tsunami Banten terdapat di sepanjang pesisir pantai dari pantai Carita, Panimbang, Tanjung Lesung, Teluk Lada, dan Sumur.

www.tempo.co

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com