JAKARTA – Musibah tsunami dahsyat yang menerjang panggung band Seventeen di Beach Hotel, Tanjung Lesung, Banten, pada Sabtu malam, 23 Desember 2018, menyisakan duka. Ratusan penonton yang berada di sekitar panggung menjadi korban bencana ini.
Tim SAR yang terdiri dari berbagai instansi mengevakuasi korban sejak Minggu pagi, 23 Desember 2018. Dari pantauan hingga Minggu sore, petugas pencari korban masih menyisir area resor di kawasan ekonomi khusus tersebut.
Seorang anggota TNI dari Batalion Mandala Yuda Kostrad, Letnan Satu Infantri Revinaldy F, mengatakan tergabung dalam rombongan pertama tiba di areal kejadian.
Pada pagi itu, matanya langsung menyaksikan sejumlah korban tergeletak di sekitar panggung.
Menurut Revinaldy, panggung musik Seventeen menghadap ke arah perairan Selat Sunda. Tiang-tiang panggung seluruhnya roboh. Kursi dan meja pesta, gelas, serta perlengkapan pesta berhamburan.
Dalam penyisirannya, Revinaldy menemukan alat musik berserakan. Tempo juga menemukan stik drum teronggok di tepi panggung. Stik drum itu masih utuh dibungkus tas warna hitam.
Dalam video yang beredar, Seventeen turut tergulung ombak saat memainkan intro lagu kedua. Tak jelas judul lagu apa yang bakal mereka mainkan. Sebab, intro yang mereka mainkam itu sarat improvisasi.
Selain peralatan musik, Revinaldy mendapati baju pesta di kamar-kamar resor.
“Baju pesta itu kembanyakan warnanya merah jambu,” katanya saat ditemui di Beach Hotel Tanjung Lesung, Banten. Bersama baju-baju pesta itu, ditemukan juga jenazah dalam kondisi terjepit. Di tempat ini terdapat puluhan orang meninggal dan belum ditemukan.
Gitaris dan pemain bass grup band Seventeen, Herman Sikumbang dan M. Awal Purbani turut menjadi korban meninggal akibat gelombang tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018 itu.
“Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya. Mohon doa bersama,” kata Yulia Dian dari manajemen band Seventeen.
Band Seventeen tampil untuk mengibur acara familly gathering PLN di Tanjung Lesung. Tsunami Selat Sunda melanda wilayah Pantai Anyer dan Lampung Selatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menjelaskan, tsunami diduga disebabkan oleh longsor bawah laut yang dopicu aktivitas vulkanik Gunung Anak KrakatauKrakatau. Korban jiwa paling banyak di Kabupaten Pandeglang Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.