JOGJA – Sebuah prototype kendaraan yang ramah lingkungan diproyeksikan menjadi pengganti becak motor di Kota Jogja. Kendaraan pengganti tersebut adalah becak listrik.
Jumat (7/12/2018) kemarin, sebuah prototype becak listrik garapan bengkel Mobilijo Jogja diperkenalkan kepada Dinas Perhubungan DIY dan DPRD DIY.
Becak listrik itu ikut masuk ruang rapat DPRD agar pemerintah dan DPRD DIY dapat memperhatikan detail spesifikasinya. Becak listrik itu digadang-gadang menggantikan becak motor dan becak kayuh yang kini banyak beroperasi di Jogja.
Pencipta becak listrik yang juga pemilik bengkel Mobilijo Jogja, Winawan alias Wiwin mengatakan becak listrik dibangun dengan biaya sekitar Rp 16 juta.
Berbekal dynamo berdaya 800 watt serta 4 buah aki kering atau baterai masing-masing berdaya 12 volt (total 48 volt), becak listrik ini mampu dipacu hingga 25 kilometer per jam. Pada becak ini juga dilengkapi lampu depan, lampu sein, serta klakson layaknya becak motor.
“Becak listrik ini saya buat ini merupakan konversi bodi becak biasa hanya untuk penggerakknya menggunakan tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan dan hemat karena tak memakai bahan bakar minyak,” ujar Wiwin.
Wiwin menuturkan, becak listrik ini bisa menempuh jarak maksimal 40 kilometer untuk sekali pengisian baterai.
“Sifatnya becak listrik ini membantu meringankan tenaga penarik becak, jadi bukan menggantikan tenaganya, jadi sambil gowes dan handle gasnya ditarik, seperti terbantu terdorong becaknya,” ujarnya.
Kelebihan dibanding becak motor selain ramah lingkungan dan irit karena tak butuh bahan bakar minyak, becak listrik ini juga tak butuh perawatan khusus. “Dengan daya listrik 400 watt saja sudah bisa untuk mengisi daya baterai,” ujarnya.
Wiwin mengatakan daya tahan baterai untuk becak listrik ini bisa sampai tiga tahun. Namun yang menjadi pantangan dari becak listrik ini yakni tak boleh terkena banjir atau terendam air karena sifat elektrikalnya.
Wiwin mengatakan lama waktu untuk membangun becak listrik ini sekitar 3 minggu. Pihaknya siap untuk memproduksi massal.
Ketua Dewan Penasehat dan Pelindung Paguyuban Pengemudi Becak DIY Brotoseno menuturkan selama ini masih berlaku kesan diskriminatif bagi para pengemudi becak karena minimnya dukungan pengembangan becak yang menjadi salah satu tulang punggung pariwisata.
“Terus terang, sekarang pengemudi becak kayuh banyak beralih ke becak motor karena tidak ingin kalah bersaing tapi malah selalu dikejar-kerja kepolisian sebab dianggap melanggar undang-undang,” ujarnya.
Dengan adanya inovasi becak listrik ini, menurutnya, bisa menjadi penengah agar becak motor dapat ditekan populasinya namun becak kayuh juga bisa beralih lebih manusiawi. Mengingat banyak pengemudi becak kayuh berusia lanjut di Jogja.