JAKARTA – Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian BUMN, Said Didu, berpendapat proyek mobil Esemka tak mungkin dilanjutkan. Sebut dia melanjutkan mobil Esemka sama dengan melanjutkan kebohongan.
“Tidak mungkin (melanjutkan mobil Esemka), itu namanya melanjutkan kebohongan,” ujar Said di Media Center Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Jalan Sriwijaya, Rabu (23/1/2019).
Said mengatakan ada empat kebohongan di dalam proyek mobil Esemka. Pertama mobil Esemka diklaim merupakan murni produksi PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Namun menurut Said ternyata proyek itu masih mengandalkan teknologi dari luar negeri, sedangkan Indonesia hanya merakitnya.
Kedua, mobil Esemka sempat diklaim sudah memiliki fasilitas produksi, dan telah memproduksi ratusan unit. Ketiga, mobil Esemka disebut sudah masuk tahap uji kelaikan dan kelayakan. Keempat, Said menuding ada bengkel lain yang memproduksi mobil Esemka, namun dibuat seolah-olah diproduksi oleh PT SMK.
“Jadi empat hal itu. Tapi yang paling mendasar adalah mengatakan ini sudah mobil produksi Indonesia. Padahal bukan itu kan produksi perakitan yang di bikin oleh Esemka,” ucap Said.
Mobil Esemka yang pertama kali diproduksi oleh siswa SMK pada 2007 ini, hingga awal tahun 2019 belum juga diproduksi. Kendati sejak 2016 PT Adiperkasa Citra Lestari dan PT SMK telah membentuk PT Adiperkasa Citra Esemka Hero, yang akan menjadi produsen Esemka lewat pabrik di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Said mengatakan Indonesia selama ini Indonesia telah memproduksi mobil, bahkan jadi eksportir. Namun bukan memproduksi mobil nasional. “Beda lho ya. Kita produksi mobil tapi tidak memiliki mobil yang hasil karya bangsanya” ujar dia.