SRAGEN- Ribuan santri dan kyai serta ulama Nahdlatul Ulama (NU) Sragen menggelar doa bersama untuk para kyai dan Pemilu damai, Sabtu (9/2/2019). Doa bersama itu digelar bersamaan dengan Harlah Pagar Nusa yang dipusatkan di GOR Diponegoro Sragen.
Aksi doa bersama untuk bela kyai dan Pemilu Damai itu dihadiri Pimpinan Ponpes Nurul Burhan Magetan sekaligus salah satu tim sukses ulama Jokowi-Maruf Amin, KH Asroful Anam, Gus Muwafiq dan jajaran ulama maupun kyai nahdliyin di Sragen.
Acara yang dihadiri sekitar 1.500 anggota Pagar Nusa NU itu diawali dengan latihan gabungan. Setelah itu diisi dengan pengajian dan doa bersama.
“Yang penting, kita menata agar Pagar Nusa ini mengikuti jejak para kyai dan ulama. Kalau mengikuti ulama, Insya Allah negara aman,” papar KH Asforul Anam, di sela kegiatan.
Asforul yang juga ditunjuk sebagai salah satu tim sukses ulama pendukung Jokowi-Maruf Amin di wilayah Jatim, mengatakan sosok Maruf Amin adalah Ketua MUI dan rais aam NU memang diminta mendampingi Joko Widodo agar negara ini tenteram dan kondusif.
Karenanya, ia memandang back up dari kalangan ulama dan kyai sangat lah penting untuk kondusivitas negeri ini. Termasuk back up dari Pagar Nusa.
“Pagar Nusa ini harus mengikuti jejak ulama dan membela ulama sampai mati. Ulama harga mati. Makanya Pagar Nusa ini garda terdepan untuk mengawal ulama. Ulama juga menginginkan Pemilu damai, apabila ada kesalahan pasti kita akan melakukan doa bersama dan istighasah bersama,” terangnya.
Sementara, Ketua Cabang Pagar Nusa Sragen, Muhammad Irfan Khumaidi mengatakan agenda Latgab dan pengajian itu digagas untuk mempererat silaturahmi dan komutmen dari semua PAC Pagar Nusa di Sragen. Ada sekitar 1.500 peserta yang hadir dari anggota Pagar Nusa di seluruh wilayah Sragen.
“Ini silaturahmi biar Pagar Nusa se-Sragen kompak dan kondusif. Kebetulan juga memeringati Harlah Pagar Nusa sekaligus haul kiai-kiai dan guru-guru Pagar Nusa. Kita wajib mendoakan beliau-beliau sekaligus kita doakan agar Pemilu sejuk dan damai,” terangnya.
Ia juga menyayangkan munculnya polemik puisi dari salah satu elite pendukung Paslon Pilpres yang bernada melecehkan kiai. Menurutnya hal itu sangat tidak perlu mengingat kyai adalah guru sekaligus orangtua yang menunjukkan jalan keimanan dan ketuhanan bagi santri.
“Tugas santri adalah membela kiai dan ulama,” tandasnya. Wardoyo