Beranda Umum Nasional Kasus Terduga Teroris Tewas Tenggak Racun, Polri Tunggu Hasil Labfor

Kasus Terduga Teroris Tewas Tenggak Racun, Polri Tunggu Hasil Labfor

Ilustrasi mayat
Ilustrasi

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Khodijah, terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 di Klaten, ditemukan tewas bunuh diri dengan cara menenggak cairan pembersih saat berada di rumah tahanan Polda Metro Jaya,  (18/3/2019) lalu.

“Polisi sedang menunggu hasil laboratorium forensik untuk mencocokkan temuan zat kimia di dalam perut dengan barang yang ada di lokasi kejadian. Identik engga,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).

Khodijah ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di rutan Polda Metro Jaya dan sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas jaga.

Namun, karena kondisinya tak membaik, Khodijah dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

“Sempat ditolong oleh tim medis, ternyata tidak tertolong. Akhirnya meninggal dunia,” ujar Dedi.

Tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambung Khodijah. Dedi meyakini dia sengaja ingin mengakhiri hidupnya.

Baca Juga :  Demi Jaga Tatanan PBNU, Gus Yahya Siap Tempuh Jalur Hukum

Berdasarkan pemahaman kelompok teroris, kata Dedi, bunuh diri dalam rangka melawan aparat yang disebut sebagai toghut diyakini sebagai syahid yang dijamin masuk surga.

“Yang bersangkutan memang bunuh diri karena mungkin memang tidak bisa melakukan perlawanan yang dalam (kepada aparat),” ucap Dedi.

Lebih lanjut ia menuturkan, terduga teroris wanita biasanya memiliki militansi yang lebih tinggi. Mereka rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk aksi yang mereka sebut sebagai jihad.

Khodijah ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, pada 14 Maret 2019. Dia diduga terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Husain alias Abu Hamzah yang dibekuk di Sibolga, Sumatera Utara.

Rencananya, ia akan ke Sibolga menemui Abu Hamzah untuk melakukan amaliyah atau aksi teror bersama dengan target aparat keamanan. Namun sebelum berangkat, terduga teroris itu lebih dulu ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

Baca Juga :  Akui Bantuan untuk Aceh Masih Minim, Gubernur Mualem Siap Terima Dukungan Asing

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.