SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) mengungkap kekalahan telak Jokowi saat Pilpres 2014 silam di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun di balik kekalahan itu, menjadi titik balik kekagumannya atas sikap Jokowi yang kemudian menunjukkan kebesarannya sebagai pemimpin.
Hal itu diungkapkan TGB saat hadir sebagai pembicara di acara Talkshow Millenial dan Kebhinekaan di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Senin (25/3/2019).
Bersama guru ngaji Jokowi KH Abdul Karim (Gus Karim), TGB diundang untuk memberikan testimoni soal Jokowi dalam talkshow bertema “Berani Bermimpi dan Bercita-cita Besar Demi Masa Depan untuk Indonesia Maju”, dengan subtema “Jangan Takut dan Bersedih, Allah Bersama Kita” itu.
Dalam kesempatan itu TGB awalnya menyebutkan salah satu ciri pemimpin yang baik adalah shaleh, muslih atau orang yang sanggup untuk memperbaiki. Menururnya sekarang ini banyak orang baik tetapi belum tentu bisa memperbaiki.
“Banyak orang yang baik untuk dirinya, selalu menjaga shalat lima waktu dan menjaga dzikir, istighfar dan ibadahnya. Tetapi dia memilih untuk menjauh dari masyarakat karena tidak memiliki kesanggupan memperbaiki masyarakat. Orang seperti itu shaleh tapi belum muslih. Jokowi adalah orang baik yang shaleh dan muslih,” kata TGB di hadapan ribuan hadirin.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini kemudian membuka lembaran perjalanannya sebelum bersua dengan Jokowi. Ia mengaku sangat terkesan dengan Jokowi, sejak interaksi pertamanya pada 2014.
Kala itu, Jokowi sebagai presiden dan melakukan kunjungan kerja ke NTB, di mana daerah dengan kekalahan telak saat Pilpres.
Yang membuat ia terkagum, kekalahan telak itu tak membuat Jokowi melupakan atau membalas terhadap NTB, namun justru sebaliknya. NTB dikunjungi kali pertama dan Jokowi menyampaikan siap mendukung penuh apa yang diperlukan untuk membangun NTB.
“Pada awal 2015 itu Jokowi datang dan berkata siap membantu apapun program dia sepenuhnya akan mendukung dengan seluruh wewenang dan kemampuan yang dimiliki. Itu kalimat pertama dari Jokowi, saat berjumpa dengan saya, ketika saya masih Gubernur NTB. Itu yang membuat saya sangat terkesan,” katanya.
Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, Jokowi kalah telak di NTB, dengan persentase 27% suara. Tetapi Jokowi justru tidak mengesampingkan NTB, malah mendapat support paling utama.
Sejak itulah, tokoh terkemuka di NTB itu mulai dekat dengan Jokowi. Ia bahkan sering dicurhati dan dimintai tanggapan oleh Jokowi.
Sementara, dalam acara tersebut, dihadiri sekitar 2.500 peserta dari kader dan simpatisan parpol koalisi pendukung Jokowi-Maruf di Sragen.
Saat TGB mengungkapkan kekagumannya pada sosok Jokowi, mendadak hadirin dikagetkan dengan kehadiran ibunda Jokowi, Ny Sudjiatmi Notomiharjo.
Ibunda Jokowi hadir saat memasuki pertengahan acara sehingga membuat terkejut para narasumber. Tak terkecuali TGB, yang mengaku sangat menaruh hormat pada ibunda Jokowi.
Sementara, Sekretaris DPC PDI Perjuangan, Suparno, yang juga salah satu panitia acara itu mengatakan, acara talk show mengetengahkan tiga tema dalam acara itu, yakni kebhinekaan, religi islam dan usaha ekonomi.
“Kami sengaja menghadirkan TGB, Gus Karim untuk memberikan kesaksian. Biarkan acara ini menjadi kesaksian bagi para milenial terkait sosok Jokowi. Sekaligus menangkal hoax,” imbuh Endro Supriyadi, sekretaris panitia. Wardoyo