SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pilkades serentak di 167 desa di Sragen barusaja usai. Nama Kades terpilih pun sudah diketahui dan tinggal menunggu penetapan.
Namun, bersamaan dengan itu, kabar tak sedap kembali beredar di Sragen. Sejumlah penjahit di wilayah Sragen mengaku resah dengan ulah salah satu oknum penjahit yang bergerilya mendatangi Kades-kades terpilih dan mengklaim dapat rekomendasi Pemkab untuk menjahit jas pelantikan bagi Kades terpilih.
Ulah oknum penjahit itu sontak mengundang reaksi dari kalangan penjahit lainnya yang berharap bisa mendapat berkah dari orderan Kades terpilih. Keresahan itu diungkapkan beberapa penjahit yang sebelumnya selalu mendapat order menjahit jas pelantikan bagi kades.
“Iya, jelas kami resah. Karena oknum penjahit itu sudah mengontak kades-kades untuk menjahitkan jas pelantikan mereka. Yang kami pertanyakan, dia berani mengatasnamakan sudah rekomendasi dari kabupaten suruh njahit jas pelantikan untuk Kades terpilih. Kalau benar begitu, ini kan sudah nggak sehat. Masa urusan jahitan jas pelantikan kades saja pakai pengondisian,” papar Mbah Mul, salah satu penjahit di Sragen Kota menyampaikan keluhannya ke JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (29/9/2019).
Atas kabar itu, pihaknya sempat mengkonfirmasi bagian pemerintahan di Pemkab Sragen. Dari pihak bagian pemerintahan menyampaikan tak pernah merekomendasi atau mengondisikan jahitan jas pelantikan.
Setelah ditelusuri lagi, oknum penjahit itu juga mengklaim mendapat rekomendasi dari kecamatan-kecamatan untuk nembusi jahitan Kades terpilih.
“Makanya kami kaget, karena dulu-dulu jas pelantikan itu dibebaskan terserah Kades terpilih mau njahitkan di mana. Kalau dikondisikan, kasihan akan merugikan penjahit-penjahit lain yang biasanya juga diorder. Apalagi jahitan itu kan soal kepuasan, nggak semua bisa dipaksakan untuk njahitkan di penjahit tertentu,” terangnya.
Senada, penjahit yang biasa menerima order jas pelantikan Kades, Sugeng, berharap Pemkab atau siapapun pihak, bisa memberikan kebebasan bagi kades terpilih untuk menjahitkan jas pelantikan. Sebab anggaran jas pelantikan, selama ini juga dari pribadi kades, bukan dari anggaran kabupaten.
“Ya biar adil dan semua penjahit juga kebagian rezeki. Kalau apa-apa dikondisikan, kasihan yang nggak punya koneksi pemerintah nggak akan bisa dapat. Karena dari dulu, jas pelantikan Kades itu selalu dibebaskan nggak ada pengondisian-pengondisian,” tukas penjahit asal Sidoharjo itu.
Ia menambahkan biasanya untuk pelantikan, kades terpilih biasanya menjahitkan setelah jas putih-putih dan beberapa setel jas penyertanya.
Dan pengerjaan jas pelantikan itu tak semua penjahit bisa. Di Sragen, hanya ada beberapa penjahit yang punya kemampuan itu dan menjadi langganan untuk menjahit jas pelantikan.
Terpisah, Sekda Sragen, Tatag Prabawanto menegaskan tidak pernah ada pengondisian atau rekomendasi soal jahitan jas pelantikan bagi Kades terpilih. Jika ada oknum yang mencatut atau mengklaim mendapat rekomendasi, itu adalah klaim sepihak yang dipastikan tidak benar.
“Nggak ada itu (rekomendasi). Soal jahitan jas pelantikan kades, itu tidak ada sangkutpautnya dengan Pemkab dan terserang masing-masing kades terpilih mau njahitkan di mana kita bebaskan. Kalau ada penjahit yang ngaku-ngaku dapat rekomendasi, itu bohong,” tandasnya. Wardoyo